Minggu 16 April 2023
MENGEMBANGKAN HIKMAT
Bacaan Sabda : Amsal 7-8
Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan. Karena aku para raja memerintah, dan para pembesar menetapkan keadilan. Karena aku para pembesar berkuasa juga para bangsawan dan semua hakim di bumi. (Amsal 8:13-16)
Atas nama hikmat, Amsal berulang kali mengecam kebejatan moral dan pelanggaran seksual atas nama kasih dan menjelaskan akibatnya yang sangat merusak dalam pasal 7. Sebab itu harus menjauh dari segala godaannya dan secara tegas untuk melawannya dalam memperjuangkan kehidupan bersih dan berkenan kepada Allah. Sebab itu haruslah berkomitmen teguh untuk menjaga kesucian hidup dan mentaati Firman Allah. Harus juga membentengi dan menjaga pikiran membayangkan kesenangan penuh nafsu karena dosa ini sangat berakibat buruk melumpuhkan kreativitas dalam berkarya juga mendatangkan kesusahan penyesalan seumur hidup hingga kematian tak wajar.
Kita membutuhkan pertolongan Tuhan tetapi juga pertimbangan berdasarkan hikmat. Hikmat sejati membawa umat-Nya takut akan Tuhan, karena ketakutan akan Tuhan membawa kita menjauhi kejahatan (16:6). Dan begitu pentingnya Hikmat dalam menuntun umat agar betul-betul mendasari setiap pertimbangan sebelum berbuat, dengan kebenaran. Firman Tuhan adalah kebenaran sejati yang juga menjadi sumber hikmat sejati.
Amsal juga menegaskan dampak dan hasil yang didatangkan oleh hikmat antara lain:
- Raja memerintah dengan benar. Sesungguhnya hal ini mengacu pada Raja Daud yang terbukti pemerintah bangsa Israel dengan benar. Sebenarnya Daud termasuk raja penuh hikmat dan berhasil mentransformasikan kehidupan berhikmat itu kepada Salomo. Banyak nasehat dalam Amsal ini adalah nasihat Daud ke anaknya Salomo dan Salomo menulis nasehat tersebut menjadi bagian dari amsalnya. Karena selama mencintai hikmat, maka Allah mengaruniakan hikmat kepadanya menyempurnakan dan meningkatkan hikmat yang sudah dimilikinya kemudian karena hikmat “para pembesar berkuasa”.
- Kekuasaan dapat dicapai orang karena faktor kelahiran seperti anak seorang raja dalam negara kerajaan. Dapat juga dicapai karena kecerdasan dan kekayaan. Tetapi tanpa hikmat biasanya akan cepat jatuh dari singgasana kekuasaannya. Seperti raja-raja Israel yang cepat jatuh karena dia menjadi raja dan pembesar semata-mata kelahiran saja tanpa ada usaha membenahi diri untuk mencari hikmat. Kekayaan, kuasa dan kecerdasan dapat membuat seseorang naik ke ketinggian mencapai karir tinggi dan terhormat tetapi bila tidak beriman tidak akan lama dia berada pada puncak karirnya. Dia bisa saja segera jatuh jatuh hanya beberapa saat kemudian bahkan tidak jarang yang menjadi terhukum atau buronan. (MT)