Kamis 13 April 2023
HIKMAT DAN HIDUP BERMAKNA
Bacaan Sabda : Amsal 4:1-27
“Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian , jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.” (Amsal 4:5-7)
Semuanya kita umat Tuhan menginginkan hidup penuh makna, bukan hanya sukses. Sukses itu perlu tetapi kalau tak ada manfaatnya untuk hidup kita dan sesama tentu adalah hal yang sangat tidak kita harapkan. Supaya hidup bermanfaat dan semakin bermanfaat haruslah menjalani kehidupan ini dengan berhikmat. “Perolehan hikmat, perolehlah pengertian”. Untuk memperoleh hikmat tidaklah mudah, haruslah ada harga yang harus dibayar.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan sebagai sebagai saluran hikmat atas hidup kita :
- Hidup beriman. Raja Salomo, pada awal pemerintahannya hidup beriman dengan sungguh-sungguh dan juga takut akan Tuhan. Dia sadar bahwa tanpa Tuhan dia tak dapat menyelenggarakan tugas sebagai raja dengan baik. Kesadaran ini sesungguhnya sudah dasar baginya untuk memperoleh hikmat. Dia pun berdoa sungguh-sungguh, dan Allah pun menawarkan kepadanya 3 hal yaitu kekuasaan, kekayaan dan hikmat. Maka pilihanya tepat yaitu hikmat. Jadi jelas dari pilihannya sudah cukup terang benderang bahwa imanlah yang mendasari Salomo untuk beroleh hikmat. Imanlah yang membuat Salomo memilih hikmat lebih penting dari kekuasaan dan kekayaan.
- Melalui komitmen belajar melalui sekolah kehidupan dapat juga melalui pendidikan formal. Karena dengan belajar dan pendidikan akan terjadi perubahan rohani mencakup hal bertobat. Bila terus belajar maka akan terjadi pula perubahan pola pikir dan pola hidup, serta pengindahan karakter. Hubungan pribadi dengan Allah tentu mengawali semua hal-hal yang di atas dalam memperoleh hikmat sejati. Ketika raja Salomo memilih hikmat dari tiga hal tawaran Allah sudah pasti raja Salomo tidak otomatis mejadi orang berhikmat. Tentu saja dia betul-betul berkomitmen menjaga dan mengembangkan pilihannya.
- Pengabdian hidup kepada Allah. Yesus Kristus adalah perwujudan sejati hikmat Allah. Jadi melalui pengabdian kepada Yesus Kristus adalah juga pengabdian kepada hikmat dan juga pengabdian hikmat itu untuk membangun hubungan baik dengan sesama.
Hikmat adalah dasar yang kuat dan teguh dalam pengabdian agar memberi dampak yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri, juga bagi sesama. Hikmat menuntun kita hidup yang baik dan penuh sukacita, dan biasanya hidup rohani jadi segar hidup jasmani sehat dan panjang. “Selamat berhikmat”. (MT)