Rabu 12 April 2023
ALLAH SUMBER SEJAHTERA
Bacaan Sabda : Amsal 3:1-35
“Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu” (Amsal 3:1-3)
Semua orang tua harus memastikan bahwa dirinya mempunyai hal yang baik dan benar untuk diajarkan kepada anak-anak-Nya. Tetapi tidak semua orangtua mempunyai kemampuan untuk mentransferkan sesuatu ajaran benar dan baik yang dimilikinya kepada anak-anaknya. Walaupun demikian semua orangtua mampu memberi teladan yang baik dan benar kepada anak-anaknya. Ada kata bijak bahwa keteladan jauh lebih nyaring dari perkataan. Jadi semua orangtua harus betul-betul terpanggil memberi ajaran yang baik dan benar itu maka janji Allah kepadanya adalah panjang umur dan sejahtera.
Perlu juga kita mengetahui bahwa pada umumnya mentaati Allah dan hidup sesuai nilai-nilai firman Allah serta hidup sesuai prinsip-prinsip baik dan benar sesuai kehendak-Nya yang kudus akan membuat hidup lebih sehat, hidup lebih lama di bumi dan juga hidup lebih sejahtera. Hidup sejahtera tidak selalu harus dihubungkan dengan perolehan yang banyak atau kekayaan. Hal itu tak perlu ditampik karena itu baik adanya. Tetapi sejahtera selalu dihubungkan dengan pola hidup dan pola pikir serta pola keinginan yang baik dan benar. Tetapi hal yang pada umumnya ini bukanlah tanpa pengecualian, tidak boleh juga dianggap sebagai suatu yang harus atau jaminan mutlak. Kadang-kadang orang benar dan taat Firman menderita seperti Ayub.
Ada juga yang hidup benar berusia pendek seperti Stefanus. Bahkan sering juga terjadi orang fasik lebih sehat dan lebih makmur daripada orang yang mentaati firman (Mazmur 73:3). Tetapi penghakiman terakhir sudah pasti dan mutlak bahwa pelaku firman yang setia akan beroleh kebahagiaan abadi.
Selanjutya nasehat atau hikmat mengatakan “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri” (ayat 5). Dalam hal ini jangan pernah meragukan Allah dan janji-Nya. Karena hubungan kita dengan Allah terjalin dengan baik karena percaya sungguh-sungguh tanpa sedikitpun keraguan. Pengertian kita itu tidak selalu salah tetapi percaya kepada Tuhan berarti pengertian kita harus tunduk kepada iman, kepada Tuhan. Dan juga percaya kita harus terwujud dalam perilaku, terwujud melalui keputusan dan juga terwujud melalui ketulusan dan juga terwujud dalam tindakan-tindakan. (MT)