Minggu 02 April 2023
SALING MENGAJAK
Bacaan Sabda : Mazmur 120-124
“Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: ”Mari kita pergi ke rumah TUHAN. Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.” (Mazmur 122:1-5)
Mazmur 120-134 yang terdiri dari 15 pasal ini disebut nyanyian ziarah atau nyanyian pendakian. Disebut nyanyian ziarah karena Mazmur-Mazmur ini dinyanyikan peziarah orang Yahudi bersama-sama saat mereka naik mendaki ke Yerusalem untuk merayakan hari-hari Kudus Yahudi. Perjalanan pendakian itu tidak mudah dan juga dihadang berbagai bahaya seperti perampok dan binatang buas. Jadi biasanya mereka saling mengajak untuk pergi berziarah ke Yerusalem kota tempat rumah Tuhan. Itulah sebabnya pemazmur berkata “Aku bersukacita ketika dikatakan orang kepadaku: marilah kita ke rumah Tuhan”.
Biasanya yang mengajak dan yang diajak bersama merasakan bahagia melangkah sambil memuji Tuhan dan puji-pujian yang mereka kumandangkan adalah permohonan-permohonan untuk dilindungi Tuhan seperti : “Pertolonganku ialah dari Tuhan”. Potensi-potensi yang ada seperti keluarga sahabat kekayaan tidak memadai untuk menolong karena dalam langkah ke Yerusalem semua potensi itu haruslah ditinggalkan. Jadi mereka sungguh-sungguh memohon pertolongan Tuhan. Para peziarah yang memuji Tuhan disertai dengan pernyataan iman “Tuhanlah penjagamu”. Biasanya umat peziarah adalah umat yang setia sehingga sangat yakin bahwa mereka berada di bawah perlindungan dan pengawasan Tuhan.
Dalam Mazmur 121:8 “TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya”. Suatu pernyataan iman mereka kumandangkan melalui pujian bahwa Allah pasti melindungi mereka selama perjalanan ziarah pergi maupun pulangnya. Bila diterapkan dalam hidup kita sekarang maka Tuhan pasti melindungi kita di dalam maupun di luar rumah setiap hari. Setelah tiba di rumah Tuhan di Yerusalem biasanya peziarah akan mengungkapkan sukacita mereka melalui puja puji dan syukur kepada Allah.
Rumah Tuhan sebaiknya adalah tempat orang percaya bersekutu bersama menikmati Tuhan. Persekutuan dengan penuh sukacita untuk mengalami persekutuan intim dengan Tuhan persekutuan indah dengan Roh Kudus dan berbagi hidup dan kebahagiaan dengan sesama. Itu haruslah menjadi pengabdian dan komitmen pribadi di hadirat Tuhan, setiap datang beribadah ke rumah tuhan. Diajak dan mengajak ke rumah Tuhan sama-sama berbahagia. Sebaiknya kebahagiaan dan sukacita itu tak harus tergantung pada instrumen yang tersedia tetapi sikap hati dan pengabdian yang tulus kepada Allah dan kesadaran yang terus akan kehadiran Allah yang pasti saat umat-Nya bersekutu dalam nama-Nya. (MT)