Selasa 21 Maret 2023
UMAT DENGAN ALLAHNYA
Bacaan Sabda : Mazmur 92-94
“Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi.” (Mazmur 92:2-4)
Menyanyikan pujian, menyembah dan bersyukur adalah unsur-unsur penting dalam hidup orang percaya. Sebab saat menyanyikan pujian dan berdoa Kita memperbaharui kepercayaan dan kesetiaan kepada Tuhan. Semua umat beriman harus tetap dalam kondisi sadar akan peranan Tuhan atas peredaran dunia setiap saat. Semua percaturan sejarah manusia bukanlah hal yang berada di luar kendali Tuhan. Orang tak beriman bisa berpendapat apa saja jadi tak perlu bagi mereka untuk memuji Tuhan. Sebagai umat beriman kita harus menghargai pola hidup yang mereka jalani di luar Tuhan tetapi tentu saja tak boleh mengikutinya, sekiranya mereka menghujat Tuhan kita pun tak harus melarangnya yang patut kita lakukan adalah menasehatinya dan bila diberi kesempatan memberitakan kebenaran kepada mereka.
Mazmur pasal 92-94 ini adalah tentang umat dengan Allah. Umat yang mendambakan keadilan dan tentang Allah sumber keadilan dan raja yang adil. Umat mendambakan kehadiran karena menjadi korban ketidakadilan dari orang-orang fasik. Dalam keadaan sebagai korban ketidakadilan umat tak dapat dan tak diberi kesempatan untuk membela diri. Tetapi umat Tuhan tetaplah percaya bahwa Allah tetaplah Allah yang pegang kendali atas segala sesuatu. Tetaplah memuji, menyembah dan bersyukur kepada Tuhan. Tak boleh kita lalai untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Pemazmur secara tegas menyatakan bahwa Dia, Tuhan adalah hakim yang adil. Mazmur 94 jelas adalah merupakan pengakuan umat beriman bahwa Allah adalah pembela keadian.
Sesungguhnya orang percaya yang setia bukan saja korban ketidakadilan tetapi juga berduka melihat ketidakadilan, kejahatan, kekejaman sehingga mereka berdoa agar Allah menghentikannya dengan mengalahkan kejahatan. Seperti pernyataan pemazmur bahwa apapun yang terjadi kita harus memuji Allah, bersyukur kepada Allah dan berseru kepada Allah siang dan malam. Dalam tuntunan-Nya kita harus terus berkomitmen kepada umat yang menjadi korban keadilan, bersimpati dan berbuat semampu kita, tetapi yang dapat kita sumbangkan sedikit saja dan sangat terbatas. Tetapi dengan setia memuji Dia, menyembah Dia dan berdoa kepada-Nya sudah pasti jauh lebih berdampak. Dalam Mazmur 94:12 “Berbahagialah orang, ya Tuhan!…” adalah suatu pernyataan bila Allah mengasihi, Dia pun mendisiplin, itulah sebabnya berbahagia. Kesulitan yang menerpa adalah bagian pendisiplinan-Nya. (MT)