Jumat 17 Maret 2023
TETAPLAH SETIA
Bacaan Sabda : Mazmur 87-88
“Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.” (Mazmur 88:2-4)
Mazmur 88 ini disimpulkan adalah merupakan Mazmur doa paling sedih dan seharusnya sangat cocok diberi judul Mazmur Ayub. Itulah sebabnya ada yang berpendapat Mazmur ini digubah untuk mengenang pergumulan Ayub. Tetapi dari bentuk seruannya yang sangat mengalami kesedihan mendalam lebih banyak yang berpendapat bahwa Mazmur ini digubah oleh penderita langsung sesuai dengan doa dan keluhannya kepada Allah mungkin dia adalah penderita kusta (88:9) yang terisolasi dan dijauhi orang, karena suatu penderitaan yang tentu sangat tidak diinginkan. Pada zamannya kusta dianggap sebagai kutuk, padahal kusta adalah penyakit menular yang bisa tertular kepada semua orang.
Pemazmur ini sangat menderita hingga merasa ajalnya sudah dekat dan merasa bahwa Allah telah menolaknya. Dia berdoa dengan seruan tak berkeputusan pada waktu siang dan malam kepada Allah tetapi permohonannya tidak dikabulkan. Dalam seruannya itu jelas bahwa dia percaya dan terus setia kepada Allah. Keluhan-keluhannya merasa tertolak dan terbuang adalah merupakan pengaruh dari sikap orang sekelilingnya yang menolak dan menghakiminya. Tetapi sesungguhnya Mazmur ini berusaha menjelaskan bahwa Allah bisa juga mengizinkan kesusahan dalam berbagai bentuk menerpa kehidupan orang percaya.
Dalam kehidupan sebagai manusia orang percaya bisa juga putus asa. Dan keadaan ini tidak semua bisa tersingkap di dunia ini, hal itu akan terus menjadi misteri. Terkadang ada usaha mencari alasan-alasan mengapa Allah mengizinkan dan kebanyakan alasan-alasannya hanyalah usaha coba-coba yang spekulatif. Seperti pemazmur yang secara bebas mengungkapkan perasaannya dan bertanya, mengapa ini terjadi? Tidak ada jawaban. Penderitaan ekstrim semacam penderitaan sampai sekarang tetap menjadi misteri dan sepanjang penderitaan itu tetap menjadi misteri tetaplah setia seperti Ayub. Bila Ayub jelas menjadi indah pada akhir kisahnya tetapi pemazmur ini tak mempunyai akhir yang indah. Tetapi jelas bahwa dia setia kepada Allah dalam penderitaannya.
Jangan pernah lupa bahwa pada akhirnya baik maut maupun hidup baik yang ada sekarang maupun yang akan datang. Tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Roma 8:38-39. Yang pasti semua misteri pergumulan umatnya akan jelas di surga kelak. Puji Tuhan. (MT)