Rabu 15 Maret 2023
TERUSLAH BERSEMANGAT
Bacaan Sabda : Mazmur 84-85
“Jiwa ragaku bersorak-sorai bagi Tuhan yang hidup. Jiwaku ingin, ya rindu, akan pekarangan TUHAN; hatiku dan jasadku berseru kepada Allah yang hidup. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela” (Mazmur 84:2,3,5)
Mazmur 84-85 disebut Mazmur Bani Korah. Korah adalah keturunan Lewi, Tetapi dia termasuk orang yang memberontak kepada Musa bersama Datan dan Abiram. Ada kemungkinan ada Korah yang lain dan bila ada hubungannya dengan Korah yang memberontak kepada Musa pastilah termasuk yang sudah bertobat dan menjadi sangat mengasihi Allah terbukti dari Mazmur gubahannya. Bani Korah menyatakan kecintaannya kepada Allah dan kerinduannya hidup bersekutu untuk menghampiri Tuhan di rumah Tuhan. Berdasarkan pengalamannya dia mengungkapkan berbagai hal nilai orang-orang yang diam di rumah Tuhan, hal-hal yang bernilai luhur dengan nuansa keabadian selalu dialami dan dimiliki oleh umat yang menghampiri Allah di rumah Tuhan. Kekuatan rohani yang diperbaharui, doa yang dijawab oleh Tuhan serta perkenanan Tuhan menjadi milik yang sangat berharga dapat diraih. Suatu pengenalan kepada Allah jelas melalui Mazmur gubahannya terbukti pula melalui pernyataannya. Allah tidak menahan kebaikan-Nya kepada umat yang selalu menghampirinya dengan kualitas hidup tidak tercela.
Tugas yang perlu diupayakan dan diperjuangkan umatnya adalah hidup tulus dalam membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama. Kerinduan yang sangat dalam kepada Allah dalam pasal 84 dilanjutkan dengan doa yang sungguh-sungguh di Mazmur 85:7 “Apakah engkau tidak mau menghidupkan kami kembali sehingga umatmu bersukacita”. Karena Engkau adalah merupakan doa, karena kondisi umat yang sudah kehilangan semangat, kehilangan sukacita dan kehilangan antusiasme. Umat Tuhan tidak cukup hanya setia dan sabar saja tetapi juga tidak boleh kehilangan semangat. Lagipula bisa saja umat Tuhan tetap beriman tetapi berada pada tingkat rendah secara rohani. Dalam hal ini perlu jujur kepada diri sendiri jangan sampai terperangkap kepada kondisi seperti mati walaupun masih tetap setia.
Pemazmur menyadari kondisi dirinya dan juga umat lainnya. Dia bukan hanya memohon pemulihan tetapi juga memohon kehidupan. Pulih sudah baik tetapi pulih saja belum cukup. Mazmur bukan hanya berdoa pulihkanlah kami tetapi juga berdoa hidupkanlah kami. Hidupkanlah kami bukan berarti karena mati. Hal ini berbicara tentang semangat yang memudar membutuhkan tenaga pendorong Roh Kudus adalah tenaga pendorong itu. Juga berbicara mengenai antusias yang hilang. Antusiasme dalam hidup kerohanian bukan hanya penting saja tetapi harus selalu ada terjaga dan dihidupkan untuk memperoleh kemajuan. (MT)