Minggu 12 Maret 2023
BELAJAR DARI SEKOLAH
Bacaan Sabda : Mazmur 78:1-72
“Supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya . dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah.” (Mazmur 78:7-8)
Asaf adalah seorang pemusik dan pemuji yang saat memazmurkan Mazmur gubahannya, dia sangat selektif memilih kalimat-kalimat pemujaan kepada Allah. Asaf adalah pemazmur, pemusik dan pemuji yang tidak jatuh ke dalam dosa kesombongan dan selalu menjaga moralitasnya serta setia kepada Tuhan dan panggilannya. Dalam menggubah Mazmur 78, dia juga menunjuk kualitas hidupnya karena terbukti terpanggil juga menggubah Mazmur pengajaran. Asaf mengajak umat Israel agar belajar dari sejarah.
Bangsa Israel perlu mengingat bahwa banyaknya hukuman kepada mereka sangat berhubungan dengan pelanggaran-pelanggaran terhadap firman Allah yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Nyanyian Mazmur gubahan Asaf ini adalah ajaran agar umat Allah belajar dari kegagalan rohani para nenek moyang Israel karena melanggar perintah Allah, bahkan sering jatuh kepada dosa penyembahan berhala. Ada pernyataan berani seorang pemazmur, “Jangan seperti nenek moyang Israel”. Suatu kritik tajam dari seorang junior ke seniornya yang perlu dia apresiasi.
Belajar dari sejarah biasanya menampilkan hal-hal yang baik pada masa lalu agar menjadi pelajaran penting untuk diikuti. Tetapi Asaf memberi pelajaran yang berbeda. Dia justru agar generasi muda belajar dari sejarah. Sejarah mencatat kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan generasi yang telah lama berlalu. Ada sangat banyak kesalahan yang berakibat mendapat hukuman keras dari Allah.
Gereja pun perlu jujur melihat hal-hal yang dilakukan generasi pendahulu yang berakibat buruk kepada generasi berikutnya. Gereja masa kini harus waspada agar tidak mencontoh gereja dari segala denominasi yang melakukan kesalahan-kesalahan fatal yang berakibat terjadinya kehancuran Rohani. Kegagalan para pemimpin rohani seharusnya dihindari. Kegagalan mereka biasanya adalah mulai mengikuti cara-cara dan ajaran yang tidak Alkitabiah sehingga menjauh dari cara hidup gereja mula-mula dan tidak lagi takut kepada Allah. Kemudian kegagalan memelihara kemurnian motivasi dalam pelayanan dan memelihara kekudusan hidup dan moral yang baik dan benar.
Janganlah meniru kesalahan para pemimpin dan jangan pula mau dilemahkan. Tetaplah setia dan bersemangat,arahkan hati dan pikiran kepada Yesus Kristus sang teladan yang sempurna bagi semua umat-Nya. Terus jaga kekudusan hidup jangan berkompromi dengan sistem dunia yang semakin gencar mempengaruhi umat Tuhan. (MT)