Sabtu 11 Maret 2023
KUASA ALLAH MAKIN NYATA
Bacaan Sabda : Mazmur 75-76
“Dari langit Engkau memperdengarkan keputusan-Mu; bumi takut dan tertegun, pada waktu Allah bangkit untuk memberi penghukuman, untuk menyelamatkan semua yang tertindas di bumi. Sela. Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kauperikatpinggangkan.” (Mazmur 76:9-11)
Bila Allah menghukum tentu saja tidak asal menghukum sudah pasti bertujuan benar dan untuk kebaikan orang yang dihukum. Dia adalah hakim yang adil jadi hukuman-Nya sudah pasti didasari dengan keMahatahuan-Nya dan kebijaksanaan-Nya. Dalam Mazmur 75:9 “Sebab sebuah piala ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu; Ia menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua orang fasik di bumi”. Allah memberikan anggur berbuih yang memabukkan kepada orang fasik adalah lambang, murka Allah sehingga menghukum agar orang fasik bertobat dan meninggalkan kefasikannya. Dalam Mazmur 60:5 “Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan”. Kepada umat-Nya yang melakukan pelanggaran kepada firman-Nya Allah memberi anggur yang memusingkan artinya Allah mengijinkan kesulitan kepada umat-Nya sebagai hukuman berdasarkan kasih-Nya. Tujuan-Nya adalah untuk mendewasakan dan memurnikan umat-Nya, seperti Allah membuang Yehuda ke Babel.
Di Babel justru Allah melindungi umat-Nya dan menyatakan kasih dan kuasa-Nya kepada bangsa Babel, Media dan Persia melalui umat-Nya. Kemudian murka Allah kepada orang fasik atau hukuman kepada penindas umat-Nya adalah salah satu alasan umat Allah bersyukur kepada Allah. Allah yang adil memurkai para penindas umat Allah adalah sebagai hakim yang adil memberi vonis kepada orang fasik. Vonisnya adalah hukuman. Benar menghakimi dan menghukum adalah hak Allah, bukan hak manusia. Tetapi kemarahan orang fasik dalam bentuk menindas umat Allah adalah merupakan alasan Allah atau memberi peluang bagi Allah untuk menyelamatkan dan membela umat-Nya.
Firaun marah kepada Musa menjadi peluang kepada Allah menyatakan kuasa-Nya untuk membebaskan umat-Nya. Allah memakai Musa dan Harun menyampaikan firman Allah kepada Firaun, dan Firaun menanggapinya dengan marah karena menganggapnya merugikan bangsa Mesir. Semakin marah justru kuasa Allah makin nyata, dan klimaksnya adalah Allah bertindak membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir. Jadi semakin keras tertekan yang diberikan dunia kepada umat-Nya teruslah setia dan yakinlah bahwa hal itu justru menjadi peluang terbaik bagi kita untuk melihat kuasa dan perlindungan serta pemeliharaan Tuhan. (MT)