Rabu 01 Maret 2023
MAZMUR PENGAKUAN DOSA
Bacaan Sabda : Mazmur 50-51
“Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!” (Mazmur 51:12-14)
Diawali oleh Mazmur Asaf dalam pasal 50 mengenai ibadah yang sejati dilanjutkan dengan Mazmur Daud mengenai pengakuan dosa. Asaf adalah keturunan Lewi dengan talenta menyanyi dan memainkan musik. Daud mengangkat Asaf sebagai kepala paduan suara dalam kebaktian. Bani Asaf tetap menjadi keluarga pemusik hingga umat Yahudi kembali dari pembuangan, terutama menjadi penyanyi dan pemain ceracap. Jadi dia pun termasuk sebagai pemazmur. Jadi tidak heran bila Asaf menghubungkan ibadah yang sejati dengan pujian dan penyembahan serta bermazmur yang diiringi oleh musik.
Dalam Mazmur 51, dilanjutkan dengan Mazmur pengakuan dosa sebagai responnya kepada peringatan nabi Natan karena berzinah dengan Batsyeba istri panglimanya, Uria. Tanpa peringatan nabi Natan raja Daud sudah menderita karena dosanya telah membuat tersingkirnya dirinya dari hadirat Allah. Daud merasa tak layak menghampiri Allah. Walaupun Daud seorang raja, dia membutuhkan peneguhan dari seorang nabi bahwa dia sudah diampuni Allah atas dosanya. Setelah diperingati dia mohon ampun lagi. Setelah dia diampuni dia siap menerima konsekuensi akibat dosanya. Daud jatuh dalam dosa tetapi dia tidak tinggal dalam dosa. Daud diampuni tetapi bertanggungjawab menanggung hukuman akibat dari dosanya. Daud megaku bahwa sejak lahir dia telah bekerja keras melawan dosa tetapi sering juga jatuh dalam dosa. Bila sudah jatuh dalam dosa, dia sadar, mohon ampun dan bertobat.
Ada dua hal penting dalam doa pertobatannya :
- Dia berdoa “Jadikanlah aku tahir ya Allah dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh”. Daud memohon hati yang tahir, artinya hati yang bersih sehingga dia membenci dosa, dan mengasihi kesalehan hidup sejati. Dapat juga hal itu diartikan “menjadi ciptaan baru dan manusia baru”.
- Jangan mengambil roh-Mu yang kudus daripadaku. Daud tetap membutuhkan teguran Allah atau tuntunan Roh Kudus untuk mencegahnya dari kesalahan dan dosa. Daud sadar akan buruknya pengaruh dosa, karena dia sudah mengalami akibat-akibat mengerikan yang menimpanya sebagai hukuman akibat dosanya.
Hal ini menyadarkan semua orang percaya agar melawan dosa dan menjauhkan diri dari situasi-situasi yang berpotensi mengakibatkan hidup berdosa. (MT)