Selasa 28 February 2023
HIDUP BAGI ALLAH
Bacaan Sabda : Mazmur 48-49
“Inilah jalannya orang-orang yang percaya kepada dirinya sendiri, ajal orang-orang yang gemar akan perkataannya sendiri. Sela. Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka” (Mazmur 49:14-15)
Tuhan telah mengaruniakan diri-Nya menjadi pemimpin umat-Nya. Bila kita taat dan menerima tawaran-Nya ini sudah pasti kita tidak salah pilih. Raja Daud mengatakan bahwa bila Allah pemimpin maka Dia akan memberi bimbingan yang pasti akan menyegarkan jiwa. Dan Dia adalah pemimpin yang setia yang mengetahui cara terbaik untuk memimpin umat-Nya. Bila Dia memimpin sudah pasti hidup terpimpin dengan baik tak akan ada yang sia-sia dalam segala usaha yang kita perjuangkan, hidup dalam pimpinan-Nya. Perlu diingat bahwa pimpinan-Nya membawa kepada kekekalan. Hidup bersama dalam pimpinan Allah dalam pasal 48, tiba-tiba disambungkan dalam pasal 49 dengan tema kebahagiaan yang sia-sia yang diawali dengan kata “dengarlah”.
Perlu memberi perhatian sungguh-sungguh mengenai kebahagian yang sia-sia. Suatu kalimat yang paradoksal antara kebahagiaan dengan sia-sia. Sia-sia karena sumber kebahagiaannya tidaklah sumber yang menetap tetapi sumber yang sementara yang bisa hilang karena dibatasi oleh waktu. Sumber kebahagiaannya adalah berupa kekayaan yang bisa hilang dalam waktu sekejap. Kekayaan tentu bukanlah hal yang buruk hanya saja tidak memadai untuk diandalkan. Mencari harta kekayaan tidak salah, yang salah adalah dikuasai oleh kekayaan. Bukan kekayaan yang menguasai, sebab kalau itu yang terjadi pemazmur berkata mereka seperti domba yang meluncur ke dunia orang mati, karena digembalakan oleh maut.
Sebaliknya permazmur berkata orang yang hidup bagi Allah dan mengandalkan Allah akan dibebaskan dari dunia orang mati. Selama hidup di dunia ini pemazmur memberi arahan agar hidup tidak menjadi sia-sia. Dalam pandangan pemazmur sesuai dengan firman Tuhan bahwa hidup sia-sia atau penuh makna adalah pilihan semua orang selama hidup. Bila hidup hanya untuk dunia saja adalah sia-sia walaupun bergelimang harta, berselimut kekuasaan dan bersepatu kekuatan. Karena bila kematian datang semua akan lenyap dan jiwa pun binasa. Pada pihak lain bila hidup untuk Allah atau dalam persekutuan dengan Allah maka segala usaha dan jerih payah hidup dalam kebenaran maka semua tidak sia-sia tetapi menjadi penuh makna jiwa pun selamat menuju kekekalan. (MT)