Jumat 17 February 2023
INDAHNYA BERDOA
Bacaan Sabda : Mazmur 27-28
“Hatiku mengikuti firman-Mu: ”Carilah wajah-Ku”; maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku” (Mazmur 27:8-10)
Hidup paling berharga dalam hidup pemazmur adalah berdoa, menyembah dan memuji Tuhan tanpa kenal lelah dan jemu. Allah sendiri memerintahkan kita mencari wajah-Nya sebagai istilah yang dalam untuk berdoa. Bila kita mencari wajah Tuhan melalui doa dan penyembahan hal itu berarti kita telah mentaati perintah Tuhan.
Berdoa bukan bila sempat, tetapi sempatkanlah berdoa. Berdoa bukan sekedar ritual agama tetapi suatu kehidupan. Berdoa bukan hanya di tempat-tempat tertentu tetapi di mana saja. Berdoa bukan pada waktu-waktu tertentu tetapi selalu dan senantiasa.
Dengan demikian mencari wajah Tuhan sangatlah tepat digunakan menjadi istilah atas kedalaman kehidupan doa. Mencari wajah Tuhan bukan karena sulit ditemukan tetapi karena selalu bersedia untuk ditemui. Mereka atau siapapun yang mencari wajah Tuhan telah memposisikan diri berada di hadirat Tuhan. Berada di hadirat Tuhan membentuk umat-Nya semakin teguh dan berkemenangan dalam perjalanan iman walaupun jalan terjal dan berliku-liku. Doa membuat tak ada alasan untuk berputus asa karena bagi pendoa kemurahan Allah selalu tersedia. Para pendoa yang memposisikan diri di hadirat Tuhan selalu percaya akan nyatanya kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Percaya sejati berarti mengandalkan Allah walaupun tak perlu membuang potensi diri.
Pasal 28 adalah suatu pernyataan dalam doa bahwa Tuhanlah perisai sebagai pelindung dari serangan musuh. Tetapi ada paradoksal yang cukup nyata dalam seruan pendoa ini. Seruan doanya adalah Tuhan seakan-akan membisu dan mendiamkan saja. Seorang pendoa yang setia kadang-kadang merasa bahwa doanya tidak didengar dan dijawab oleh Tuhan. Pengalaman ini haruslah disikapi dengan tetap percaya dan setia kepada Allah. Sekali berada di hadirat Allah jangan lagi keluar dari sana. Teruslah sungguh-sungguh menghampiri Dia. Ingat bahwa berada di hadirat Allah jauh lebih penting menerima berkat materi yang melimpah dari Allah.
Kemudian berdoa itu adalah mujizat karena manusia dengan segala kekurangan dan keterbatasan mempunyai kesempatan emas berkomunikasi dengan Allah. Sebab itu fokuslah kepada doa bukan pada jawaban Allah atas doa. Sebab doa itu saja sudah mujizat. Jawaban? ya urusan Tuhan, kita oke saja. (MT)