Senin 13 February 2023
NUBUAT KARYA YESUS
Bacaan Sabda : Mazmur 22:1-32
“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. (Mazmur 22:2-4)
Mazmur 22 ini disebut Mazmur salib karena diucapkan Yesus di atas kayu salib pada puncak penderitaan-Nya. Kemudian ayat-ayat dari satu pasal ini sering menjadi keluhan-keluhan orang saleh yang menderita seperti Ayub. Kata-kata dalam ayat demi ayat dalam Mazmur 22 ini, mengungkapkan pengalaman hidup secara mendalam yang jauh melebihi pengalaman manusia biasa. Itulah sebabnya pemazmur dalam mengungkapkan pengalaman hidupnya disertai dengan menubuatkan penderitaan Yesus Kristus di atas kayu salib. “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?” adalah seruan Yesus di atas kayu salib ketika Allah menarik kehadiran-Nya dari Yesus Kristus. Allah meninggalkan Yesus karena Yesus harus menderita menggantikan manusia berdosa. Bila Yesus di kayu salib betul-betul dalam keadaan ditinggalkan Allah Bapa, tetapi orang percaya hanya merasa ditinggalkan Allah dan tidaklah sungguh-sungguh ditinggalkan Allah. Bila Yesus mengalami penderitaan maksimal di atas kayu salib sesuai nubuat pemazmur, orang percaya hanya mengalami penderitan-penderitaan ringan yang tidak melampaui kesanggupannya.
Dalam ayat “Semua orang yang melihat aku mengolok-olok Aku, mereka mencibirkan, menggelengkan kepalanya”. Ini merupakan nubuat yang tergenapi dalam Matius 27:9 Saat orang-orang melewati Yesus yang tersalib menggelengkan kepada sebagai sifat menghina dan menghujat. Jadi jelas bahwa kitab Mazmur terhubung dengan Injil Matius yang mempunyai jarak waktu sampai kurang lebih seribu tahun. Fakta ini kembali menjelaskan bahwa kedatangan, karya dan pengorbanan Yesus sangat terencana dengan sempurna. Dalam ayat 18-19, juga menubuatkan berbagai penderitaan Yesus yang tergenapi secara terang benderang dalam Kitab Injil. Pada saat Yesus didera tak ada yang menolong, pada saat tangan dan kakinya ditusuk dan dipaku juga saat jubah-Nya dibagi-bagikan. Semua merupakan nubuat menakjubkan yang tergenapi. Bukan hanya penderitaan Yesus tetapi kemenangan-Nya dari kematian pun dinubuatkan.
Kemenangan Yesus mengumpulkan orang percaya (saudara-saudara-Nya) di sekeliling-Nya, juga bersekutu untuk memuji dan memuliakan-Nya. Kematian-Nya bukanlah kematian untuk mati tetapi kematian untuk bangkit. Kematian-Nya juga bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri tetapi untuk memberikan pertolongan bagi yang tertindas. Keselamatan bagi yang akan binasa dan menjamin hidup yang kekal bagi orang yang percaya kepada Yesus. (MT)