Jumat 10 February 2023
MAZMUR UNGKAPAN HATI KEPADA ALLAH
Bacaan Sabda : Mazmur 17-18
“Ia berkata: Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (Mazmur 18:2-4)
Mazmur Daud tidaklah selalu dimazmurkan oleh Daud bertepatan dengan hal-hal yangs sedang dia hadapi. Ada kalanya dia bermazmur saat-saat dia telah melewati peristiwa yang menerpanya, dia merenungkannya kemudian hatinya bersorak dan memuliakan Allah karena sangat terbukti Allahlah yang bertindak menolong dan menyelamatkannya dari musuh yang hendak membunuhnya. Daud merenungkan saat-saat dia dimusuhi Saul raja yang sangat dikasihi dan dihormatinya. Daud mengetahui dirinya tidak bersalah, jadi dia dimusuhi dengan kesalahan yang tidak pernah dia lakukan. Berat dalam kondisi seperti ini, tetapi kita masih terus bisa bersyukur, bermazmur memuji Tuhan.
Daud betul-betul bahwa dalam menghadapi bahaya yang nyaris merenggut nyawanya, dia dijaga Allah seperti biji mata-Nya. Biji mata-Nya adalah merupakan metafora kepada sesuatu tang sangat berharga dan disayangi dan selalu dijaga. Kemudian metafora berada “di naungan sayap-Mu” diambil dari seekor induk ayam yang sedang menaungi anak-anaknya pada sayapnya. Daud sedang mengungkapkan pengalaman spiritualnya berada dalam perlindungan Allah yang lembut, aman dan sangat hangat. Semua orang percaya sangat memperoleh kesempatan untuk mengalami hangat dan lembutnya berada dalam perlindungan Allah.
Dalam meresponi semua kehangatan kasih dan perlindungan Allah pemazmur pun mengungkapkan suasana hati dan pikirannya secara terbuka kepada Allah. Dia berkata “Aku mengasihi engkau Ya Tuhan”. Mazmur 18 ini digubah Daud pada awal dia menjadi raja atas seluruh Israel pada saat dia belum jatuh dalam dosa sehingga harus menanggung konsekuensi sebagai tanggung jawab atas kesalahannya. Saat dia betul-betul telah melewati masa-masa sukar, Daud membuat pernyataan dan pengakuan siapa dan bagaimana Allah itu atas dan kepada dirinya. Dalam pengakuannya, dia kembali memakai metafora bahwa Tuhan adalah bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatanku.
Ini berbicara bahwa dalam pergumulan terus menerus berkepanjangan Tuhanlah yang selalu melindunginya. Hal ini adalah juga janji Allah kepada semua orang percaya sepanjang zaman. Allah akan selalu ada diantara bahaya yang mengancam dengan orang percaya yang terancam agar kita tetap aman dalam perlindungan-Nya. Dan sama seperti Daud sang pemazmur, kita harus juga menyatakan dan mewujudkan kasih kita kepada-Nya. Perlu juga melantunkan Mazmur pujian berisi pengakuan siapa dan bagaimana Allah itu kepada kita setiap saat. Mazmur berupa doa dan visi ke depan akan banyak hal yang pasti Tuhan kerjakan dalam hidup dan pergumulan hidup kita. (MT)