Sabtu 04 February 2023
MEMAZMURKAN PERGUMULAN HIDUP
Bacaan Sabda : Mazmur 5-6
“Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa. Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu” (Mazmur 5:2-4)
Sangat jelas bahwa pemazmur tidak pernah mengendorkan niat dan semangatnya untuk mencari Tuhan. Suatu sikap praktis semua umat beriman. Dia selalu membangun hubungan dengan Allah, sehingga bermazmur baginya tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi bagi umat yang gemar bermazmur pasti terlihat jelas dalam tindakan-tindakannya. Ada tiga tindakan praktis yang dilakukan para pemazmur :
- Tindakan iman berupa keyakinan bahwa Allah mendengar mazmurnya. Mazmurnya menjadi wujud imannya, sehingga sarat dengan pengakuan yang kuat akan atribut Allah. Tindakan imannya termasuk tekun berdoa dan tidak bisa hidup tanpa doa.
- Hari-harinya selalu diawali dengan doa. Berdoa pada waktu pagi menjadi hal yang wajar dilakukannya. Jadi doa pagi ini dapat dikatakan adalah tindakan kerja nyata. Bagi pemazmur sejati bekerja adalah merupakan hakikat hidupnya. Tetapi dia menyadari tak ada faedahnya mengisi waktu dengan kerja keras tanpa berkat Tuhan. Dia yakin kalau dia sudah berdoa mengawali karyanya maka berkat akan nyata dalam dan melalui karyanya. Setiap pagi sebagai hari yang baru diawali dengan penyerahan baru dalam melaksanakan karya yang baru.
- Tindakan menunggu jawaban Allah akan doa-doanya. Walaupun bagi pemazmur berdoa lebih penting dari jawaban doa dia pun sabar menunggu. Tentu menunggu bukan dengan sikap pasif tetapi dengan sikap aktif. Menunggu dalam arti terus berharap kepada Tuhan dengan keyakinan bahwa Tuhan akan memberi jawaban yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam menunggu menjadi sangat praktis karena setiap pagi dia mengatur persembahan yang perlu dan harus dipersembahkan kepada Tuhan. Bukan hanya persembahan diri tetapi juga persembahan karya dan persembahan hasil karya.
Kemudian Pemazmur tetap bermazmur mengumandangkan lagu pujian kepada Tuhan kendatipun harus menghadapi dan sedang menghadapi pergumulan hidup, dia bukan saja siap berjuang menghadapi pergumulan hidupnya tetapi dia memazmurkan pergumulan hidupnya dalam mazmurnya dia memohon kemurahan Tuhan, memohon kesembuhan dari Tuhan dan juga memohon keluputan dari Tuhan. Dari permohonannya itu sangat jelas bahwa pemazmur sedang menghadapi pergumulan berat, tetapi dia betul-betul memazmurkan pergumulannya itu yang juga merupakan doa-doanya untuk memohon pertolongan Tuhan. (MT)