Minggu 29 Januari 2023
INDAHNYA KEMULIAAN ALLAH
Bacaan Sabda : Ayub 38-39
“Maka jawab Ayub kepada Tuhan: Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan.” (Ayub 39:36-38)
Setelah Ayub berulang-ulang bertanya kepada Allah, Allah pun tidak tinggal diam melainkan Dia menyatakan kemuliaan-Nya kemudian menjawab Ayub. Allah dalam kemuliaan-Nya menyapa Ayub dan memberi penjelasan. Untuk memberi penjelasan akan ketidaktahuan Ayub. Allah merendahkan Ayub dengan cara menyatakan bahwa pemahaman manusia tentang Allah termasuk pemahaman Ayub hanya sedikit saja. Namun Allah akan memberi jawaban sebagai sikap menyatakan diri kepada Ayub atas inisiatif Allah dengan cara Allah sendiri.
Doa dan keluhan serta pertanyaan Ayub yang terus menerus akhirnya terjawab yang menegaskan bahwa segala sesuatu yang berhubungan antara Allah dan Ayub semuanya beres. Artinya penderitaan Ayub adalah penderitaan yang bisa menimpa semua orang, bukanlah hukuman dari Allah. Jadi Tuhan bukanlah tidak peduli karena pada akhirnya Tuhan akan menanggapi seruan umat-Nya yang terus menerus berseru dan berdoa kepada-Nya. Bahkan doa yang bersumber dari hati yang gelisah, pikiran yang bingung, ragu-ragu, kecewa atau marah tetap mendapat tanggapan yang baik dari Allah.
Perlu kita pahami pengalaman Ayub ini, aspek utama dalam hubungan kita dengan Allah bukanlah pemahaman intelektual mengenai semua jalan Allah melainkan pada realitas kehadiran-Nya, anugerah-Nya dan keyakinan yang tetap terbangun kepada-Nya. Saat Allah memberi penjelasan, Ayub menjadi seorang pendengar yang baik, mendengarkan penjelasan Allah. Ayub mendengarkan dengan sabar dan tekun. Tetapi Allah tidak pernah menjelaskan mengapa Ayub menderita, hal itu cukup untuk menjelaskan bahwa alasan penderitaan Ayub bukanlah hal terpenting dalam kasus ini. Satu hal yang pasti Allah sangat bersimpati atas penderitaan Ayub dan memberi perhatian kepada kata-kata dan penderitaan Ayub serta perasaannya dengan kasih dan belas kasihan. Ayub memberi jawaban yang menunjukkan bahwa dia sangat mengerti semua penjelasan Allah. Ayub menerima semuanya dan tetap setia kepada Allah, kendatipun tetap dengan perasaan Allah kurang adil kepadanya. Ayub berkata “Mulutku kututup dengan tangan”. Hal itu berarti dia ingin menjawab tetapi memaksa diri untuk tetap diam dan menyetujui pernyataan Allah mengenai dirinya.
Secara perlahan dan pasti Ayub semakin menerima kenyataan bahwa penderitaannya yang misterius itu, walaupun membingungkannya tetapi terang benderang bagi Allah. Faktanya melalui penderitaannya integritas Ayub semakin teruji. Jadi melalui penderitaan, Allah mau menjadikan orang baik semakin baik. (MT)