Sabtu 28 Januari 2023
ELIHU YANG TIDAK BEREMPATI
Bacaan Sabda : Ayub 34-37
“Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia? Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu? Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu. Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan” (Ayub 35:6-8)
Elihu sangat bersemangat menjelaskan keadilan Allah kepada Ayub, penjelasannya disertai dengan tuduhan yang cukup keras kepada Ayub yang sedang berada dalam kondisi sangat menderita. Menurut Elihu pertanyaan dan keluhan Ayub kepada Allah adalah merupakan pemberontakan langsung kepada Allah. Elihu sangat bersemangat membela keadilan Allah sehingga justru dia tidak adil kepada Ayub. Elihu gagal memahami sepenuhnya kebutuhan Ayub yang dalam bertanya kepada Allah, Ayub sedang mengungkapkan perasaannya yang paling dalam kepada Allah mempunyai pengenalan yang tepat kepada Allah tetapi gagal mengenal sahabatnya yang membutuhkan perhatiannya. Pengenalan Elihu kepada Allah justru membuat dia menjadi semakin jauh dari Allah karena kekudusan Allah sangat bertentangan dengan dosa manusia. Sedangkan Ayub merasa tidak mengenal Allah dengan baik, tetapi justru membuatnya bertanya kepada Allah. Saat Ayub bertanya dan mengeluh adalah merupakan wujud kedekatannya kepada Allah.
Jadi adalah merupakan gambaran para teolog yang bermunculan pada akhir zaman ini yang menyimpulkan teologianya yang memberi penjelasan paling objektif tentang Allah, sehingga para kaum awam yang hidup dekat dengan Allah dianggap sebagai sesuatu yang salah karena tidak teologis dan tidak Alkitabiah. Ayub dalam pandangan Elihu adalah seorang yang tidak mempunyai pengenalan yang baik dan benar tentang Allah. Sehingga masih bertanya kepada Allah tentang penderitaannya. Ayub menderita semata-mata karena dosanya jadi tak perlu lagi bertanya cukup menanggungnya sebagai hukuman atas dosanya. Elihu mengaku dirinya cukup mengenal Allah sebagai Allah yang adil dan baik, bahkan dia menguraikan keadilan Allah (pasal 34) dan kebaikan Allah (pasal 36-37) sedangkan dalam (pasal 35) dia menghakimi Ayub dengan sangat kejam. Elihu mengenal Allah Yang Maha Kudus itu sebagai Allah yang tak berperasaan, sehingga hanya sebagai pelindung yang benar dan penghukum yang salah.
Jadi bila kita mau jujur menilai sesungguhnya baik Elihu maupun Ayub sama-sama mengenal Allah, tetapi pengenalan Ayub jauh lebih lengkap dari pengenalan Elihu. Hubungan Ayub dengan Allah merupakan hubungan yang erat dan hidup sedangkan hubungan Elihu dengan Allah menjadi hubungan yang jauh dan kaku. Ayub bertanya dan mengeluh adalah merupakan doa karena kedekatannya dengan Allah sedangkan Elihu sibuk dengan teologianya sampai terjadi percaya tanpa hubungan, berpendapat tanpa mengalami kedekatan dengan Tuhan. (MT)