Kamis 26 Januari 2023
KESAKSIAN PRIBADI AYUB
Bacaan Sabda : Ayub 29-31
“Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara? Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas, milik pusaka apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi? Bukankah kebinasaan bagi orang yang curang dan kemalangan bagi yang melakukan kejahatan?Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku” dan menghitung segala langkahku?” (Ayub 31:1-4)
Tiga(3) pasal dari 29-31 adalah merupakan rangkuman pembelaan Ayub atau lebih tepatnya disebut argumentasi Ayub dalam menghadapi tuduhan orang-orang termasuk 3 orang sahabatnya. Pembelaan atau argumentasi Ayub dibagi dalam 3 pasal yaitu dalam pasal 29, Ayub menguraikan hidup sebelum diterpa bencana yang melenyapkan semua harta kekayaan, karyawan dan anak-anaknya. Ayub dalam kesusksesannya hidup takut akan Allah dan hidup saleh. Dalam kesuksesannya dia sangat peduli dengan penderitaan orang lain dan banyak memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan. Karena Ayub takut akan Allah maka dia mempunyai hubungan yang baik dengan semua orang. Ayub menyelamatkan orang sengsara yang dalam kesengsaraannya berteriak minta tolong. Pada masa kesuksesannya dia dihormati semua dan suaranya didengar serta banyak orang ingin selalu dekat kepadanya. Walaupun demikian Ayub tidak menjadi sombong melainkan selalu hidup sederhana agar bisa dekat kepada semua orang.
- Dalam pasal 1 adalah merupakan pernyataan Allah tentang dirinya yang hidup takut akan Tuhan dan hidup saleh.
- Sedangkan pasal 29 adalah merupakan kesaksian pribadinya yang jujur tentang hidup dan pengalaman hidup pada masa suksesnya.
- Pasal 30, Ayub menjelaskan situasi hidupnya pada penderitaanya setelah diterpa bencana hebat yang merenggut semua milik dan kebahagiaannya. Pada masa sukar justru Ayub ditinggalkan oleh semua orang. Kondisi penyakit kulit ganasnya membuat dia tersingkir dari keramaian. Para sahabatnya datang mengunjunginya tetapi cenderung menuduhnya mempunyai dosa tersembunyi sehingga penderitaanya adalah merupakan hukuman dari Tuhan akibat dosanya. Ayub berseru kepada Tuhan tetapi dia merasa tidak dijawab oleh Tuhan. Tetapi Ayub memposisikan dirinya sedang diuji oleh Tuhan sehingga Ayub terus bertekun dalam iman dan setia kepada Tuhan dan firman-Nya.
- Pasal 31 Ayub membuat keputusan-keputusan sangat penting setelah dia sudah berdamai dengan situasinya atau menerima penderitaannya sebagai hal wajar yang bisa terjadi kepada semua orang. Dalam pasal ini Ayub cukup mampu menunjukkan integritasnya. Sangat jelas Ayub menyatakan tabiat moral dan kemurnian hatinya yang boleh dijadikan menjadi teladan bagi semua orang percaya.
Hidup saleh Ayub bukanlah hanya milik Ayub tetapi semua orang percaya atau umat Allah Perjanjian Baru dapat juga memilikinya bahkan sesungguhnya hidup dalam Kristus lebih berpotensi untuk mengalami dan memilikinya. (MT)