Jumat 20 Januari 2023
NUBUAT AYUB
Bacaan Sabda : Ayub 19:1-29
“Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu.” (Ayub 19:25-27)
Ada banyak bahaya dan keraguan yang ditimbulkan sikap menuduh dan menghakimi orang lain. Itulah sebabnya Yesus memerintahkan kita supaya tidak menghakimi agar tak dihakimi. Yesus membawa para penghakimi pada situasi dihakimi agar mereka mengalami betapa menyakitkan situasi diri saat dihakimi dengan demikian melatih diri untuk berhenti menghakimi. Perbedaan yang sangat tajam antara Yesus dan tokoh-tokoh agama Yahudi ada pada sikap menghakimi. Kalau Yesus tidak mau menghakimi sedangkan tokoh-tokoh agama sangat senang menghakimi.
Ayub adalah penderita yang semakin menderita karena tuduhan dan penghakiman teman-temannya sempat membuat Ayub salah paham yang serius terhadap Allah. Ayub sempat menyatakan bahwa Allahlah penyebab penderitaannya karena Allah menjadi musuh yang menyiksanya. Penghakiman teman-temannya menutup pikiran Ayub sehingga sempat tak menyadari bahwa iblislah yang menjadi sumber musibah yang menimpa dirinya. Walaupun Allah mengizinkan iblis menyiksa Ayub tetap iblislah yang merupakan pelakunya. Jadi orang percaya haruslah berhati-hati jangan sampai menyalahkan Allah atas apa yang diizinkan terjadi kepada umat-Nya. Perlu juga kita pahami Allah mengizinkan bukan dengan rasa senang melainkan dengan sedih dan iba karena pada dasarnya Allah sangat sedih melihat umat-Nya menderita. Ayub hanya sebentar sebentar saja terpengaruh menyalahkan Allah sebagai dampak penghakiman para sahabatnya.
Satu hal yang sangat mengagumkan dari Ayub adalah bahwa di tengah-tengah penderitaan dan keputusasaannya dia membuat pernyataan “Tetapi aku tahu penebusku hidup dan akhirnya ia bangkit di atas debu”. Suatu sikap berpaut kepada Allah karena akhirnya Allah akan membenarkan dia. Pada zaman Alkitab konsep Allah penebus adalah sobat setia yang dengan penuh kasih datang untuk melindungi membela dan menolong pada masa kesulitan dan membenarkan kerabat yang menderita.
Kemudian pernyataan “Ia bangkit di atas debu” berarti untuk kesekian kalinya Ayub bertindak melaksanakan fungsi kenabiannya menubuatkan sang Kristus penebus yang datang menyelamatkan umat-Nya. Selanjutnya dia membuat pernyataan iman dengan berkata “Tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah”. Dia siap mati karena kuburan tak akan menghentikannya, karena Allah akan membangkitkannya memberi tubuh kebangkitan agar betul-betul melihat Allah, bahkan dia berkata “Mataku sendiri menyaksikannya”. (MT)