Rabu 18 Januari 2023
BERARGUMENTASI DENGAN BAIK
Bacaan Sabda : Ayub 15-16
“Ketahuilah, sekarangpun juga, Saksiku ada di sorga, Yang memberi kesaksian bagiku ada di tempat yang tinggi. Sekalipun aku dicemoohkan oleh sahabat-sahabatku, namun ke arah Allah mataku menengadah sambil menangis, supaya Ia memutuskan perkara antara manusia dengan Allah, dan antara manusia dengan sesamanya”. (Ayub 16:19-21)
Ayub pasal 15-21 adalah catatan mengenai perdebatan sahabat-sahabat Ayub dengan Ayub. Mereka melanjutkan perdebatan yang sudah mereka lakukan sebelumnya jadi mereka terus mengembangkan kepada perdebatan yang semakin serius. Dalam hal ini Ayub yang sedang menderita adalah pihak yang diserang. Jadi dia haruslah tabah dan semakin berpaut kepada Allah menghadapi serangan kepadanya dalam perdebatan-perdebatan itu. Ayub terus bertahan kepada sahabat-sahabatnya menyatakan dirinya tidak bersalah. Bila berhadapan dengan sahabat-sahabatnya Ayub tetap mengatakan bahwa penderitaannya itu tidak adil. Sedangkan sahabat-sahabatnya menyatakan hal itu adil karena hukuman itu datang dari Allah sebagai balasan kepada kesalahannya. Ayub selalu mengakui keadilan Allah walaupun bencana yang menimpanya tetap diterima sebagai ketidakadilan keadaan.
Jadi Ayub secara terus terang menyatakan bahwa bencana yang menimpanya bukanlah berasal dari Allah. Kedatangan sahabat-sahabatnya bukanlah menghibur dan menguatkan Ayub melainkan menghakimi Ayub habis-habisan sehingga Ayub dalam kelemahannya kadang-kadang terpengaruh.
Dalam tekanan pengadilan sahabat-sahabat Ayub sempat melihat Allah sebagai seorang penguasa kejam bukan Tuhan yang pemurah. Keyakinannya seharusnya dia tak menghadapi penderitaan karena kehidupannya benar dan bersih di hadapan Allah sempat membuatnya meragukan kehadiran Allah. Hal itu terjadi karena sahabat-sahabatnya bukan menguatkannya tetapi malahan melemahkannya. Tetapi Ayub sudah sangat teguh dengan keyakinan bahwa Allah itu Maha adil. Ayub terus berusaha menguasai semua keragu-raguannya mengenai kebaikan dan keadilan Allah hingga dia sanggup menyatakan kepada sahabat-sahabatnya ketahuilah sekarang juga bahwa saksiku adalah Allah. Dia hendak menyatakan bahwa orang-orang dekatku di dunia ini telah menjadi hakim yang mengadili aku tetapi pada saat bersamaan Allah adalah saksiku. Ayub merindukan seorang pengantara yang sekaligus menjadi saksi yang membelanya Ayub melihat jauh ke depan sehingga dia tampil melakukan fungsi nabi menubuatkan kedatangan Yesus yang melalui dirinya sebagai pengantara mendamaikan Allah dengan manusia.
Kedatangan sahabat-sahabat Ayub kelihatannya sangat melemahkan Ayub tetapi saat mereka berargumentasi memunculkan pandangan-pandangan seorang penderita seperti Ayub yang sangat baik benar dan tepat tentang Allah. (MT)