Minggu 15 Januari 2023
ALLAH SUMBER HIKMAT
Bacaan Sabda : Ayub 11-12
“Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya.” (Ayub 12:12-14)
Zofar adalah salah seorang sahabat Ayub yang sangat prihatin atas penderitaan Ayub. Sama seperti Elifas dan Bildad. Zofar memberi argumen yang sama yaitu menuduh Ayub melakukan kesalahan fatal dan konsekuensinya adalah menderita. Zofar bahkan menuduh Ayub dengan sangat kasar dengan mengatakan Ayub selalu saja membenarkan diri, keras kepala sehingga Ayub layak dihukum dengan hukuman yang lebih keras lagi. Jalan keluar dari penderitaannya tak ada yang lain selain Ayub harus bertobat. Dan bila Ayub bertobat maka penderitaannya akan segera berakhir dan kembali hidup bahagia dan makmur.
Bila ditinjau sekedar saja maka argumen Zofar hari ini sangat logis dan mudah diterima. Tetapi sesungguhnya argumen Zofar Ini mengandung kesalahan teologis yang sangat serius. Alkitab menjamin penyertaan Allah bagi umat beriman yang setia tetapi tidak memberi jaminan hidup tanpa kesulitan dan penderitaan. Sebaliknya bahwa kehidupan untuk terus setia beriman kepada Allah haruslah bersedia mengalami berbagai penderitaan dan banyak sengsara Ayub merespon tuduhan Zofar dengan tegas namun sangat santun.
Penderitaan ekstrim yang jelas telah mulai membentuk karakter Ayub. Ayub mulai memperoleh Hikmat dalam hal merespon tuduhan dan memberi argumentasi cerdas dalam menyikapi kritik kasar yang dialamatkan sahabat-sahabatnya kepada dirinya. Ayub menyatakan bila orang kaya menganggap kekayaannya adalah upah dari kesalehan hidupnya dia sedang menghina dan menuduh orang-orang yang sedang menderita sebagai orang-orang jahat. Padahal sangat perlu dipertimbangkan fakta ada banyak pengecualian dan berbagai kemungkinan di dalam dunia ini. Ayub tidak merendahkan hikmat yang mendasari argumen Zofar, tetapi dia berkata bahwa hikmat sangat berhubungan dengan pengalaman hidup, tetapi sesungguhnya hikmat sempurna adalah dari Allah semata.
Ayub memberi argumentasi bahwa orang percaya janganlah terjebak pada keyakinan bahwa Allah menjanjikan hidup tanpa kesukaran. Kemudian orang percaya hendaklah merespon kesulitan dan penderitaan itu dengan semakin dekat kepada Allah yang mengarah kepada pengudusan hidup. Selanjutnya orang percaya harus menyadari bahwa dirinya tidak akan pernah mampu memahami sepenuhnya tujuan akhir dari segala sesuatu yang menimpa dirinya. Akhirnya tetaplah yakin bahwa segala sesuatu diizinkan Allah terjadi untuk mendatangkan kebaikan kepada umat-Nya (Roma 8:28). (MT)