Senin 09 Januari 2023
AYUB VS IBLIS
Bacaan Sabda : Ayub 1:1-22
“Katanya: Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.” (Ayub 1:21-22)
Ayub diperkirakan hidup sezaman atau sebelum zamannya Abraham. Dalam kitab Ayub secara tegas menjelaskan bahwa iblis adalah musuh Allah yang ada di mana-mana bertindak untuk menjauhkan manusia dari Allah. Kemudian kitab Ayub juga menjelaskan keberadaan iblis adalah fakta sejarah yang diijinkan Allah untuk mencobai manusia yang hidup beriman, hidup saleh dan hidup berkenan kepada Allah.
Tokoh Ayub adalah merupakan seorang yang hidup dekat dengan Allah. Ayub takut akan Allah hidup saleh mengacu kepada integritas moral Ayub yang beriman sepenuh hati kepada Allah terwujud melalui kejujuran dan hidup benar dalam perkataan dan perbuatan. Ayub adalah seorang yang mempunyai kekayaan yang besar dengan karyawan yang cukup banyak. Dia juga adalah seorang ayah yang sangat peduli dan penuh perhatian kepada kehidupan iman dan moral 10 orang anaknya. Iblis adalah oknum yang terganggu melihat kebenaran dan kesetiaan Ayub, sehingga dia mencobai Ayub dengan tujuan agar Ayub meninggalkan Allah. Iblis mencobai Ayub atas ijin Allah. Allah sudah mengetahui bahwa iblis menyerang Ayub dengan sangat kejam, tetapi iblis tidak berkuasa untuk membunuh Ayub, karena hidup Ayub ada di tangan Allah. Sulit untuk menerima kenyataan iblis mencobai Ayub dengan sangat kejam atas seijin Allah.
Pertanyaannya adalah “Mengapa Allah mengijinkan orang baik, saleh dan benar hidup menderita secara ekstrim?” Pertanyaan ini akan tetap menjadi pertanyaan yang tak terjawab, tetapi biarkan kita tetap sejahtera dengan pertanyaan-pertanyaam yang tak terjawab,karena penyertaan Allah jauh lebih penting dari jawaban.
Iblis mengkondisikan berbagai kejadian menghilangkan dan merampas seluruh kekayaan Ayub bahkan merampas nyawa 10 orang anak-anak Ayub dan juga para dengan sekejap saja. Ayub sangat menderita karena dari seorang kaya raya mendadak menjadi orang tak mempunyai apa-apa, belum lagi dia harus kehilangan 10 orang anak-anaknya yang sangat dikasihinya. Tetapi Ayub ternyata tidak kehilangan imannya. Dia berdiri tegar dan berkata “Dengan telanjang aku lahir dengan telanjang pula aku kembali, terpujilah nama Tuhan”. Ayub meresponi bencana mendadak yang menimpanya dengan tenang tanpa berbuat dosa kepada Allah. Mungkin saja imannya goyah, tetapi dia tetap dalam Tuhan, pikirannya mungkin saja terganggu tetapi tetap bersandar kepada Tuhan. Satu-satunya milik terbesarnya yang masih ada hanyalah iman dan kesehatan. (MT)