Rabu 04 Januari 2023
ESTER SANG PAHLAWAN
Bacaan Sabda : Ester 1-2
“Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.” (Ester 2:17)
Secara kronologis peristiwa kitab Ester adalah merupakan fakta sejarah yang terjadi di Persia pada kurun waktu pemulangan Yehuda pertama kepemulangan Yehuda kedua dari negeri pembuangan. Dalam kitab Ezra adalah fakta sejarah yang terjadi antara pasal 6 dan 7. Jadi dapat juga diperkirakan terjadi 30 tahun sebelum Nehemia kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali tembok Yerusalem.
Kehadiran Ester yang menjadi ratu atau permaisuri raja Persia Ahasyweros menggantikan ratu Wasti adalah merupakan peristiwa sejarah penyelamatan bangsa Yehuda dari rencana pemunahan oleh panglima Haman. Kembali umat sepanjang zaman memperoleh informasi bahwa Allah itu menyatakan diri sebagai penyelamat umat-Nya melalui fakta sejarah. Ester tampil sebagai seorang pahlawan perempuan yang menjamin keamanan dan kehormatan umat Allah di negeri pembuangan. Kitab Ester adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang tidak secara tegas menyebut dan menulis nama Allah, tetapi sangat terang benderang mengisahkan fakta penyelamatan Allah atas umat Yahudi. Proses pemilihan Ester menjadi ratu menjelaskan bahwa Allah berdaulat mengarahkan hati seorang penguasa supaya mengikuti kehendak dan rencana-Nya. Allah menyediakan penyelamatan umat-Nya dari ancaman pemunahan yang terjadi kira-kira 5 tahun ke depan. Allah memakai keputusan-keputusan bebas orang-orang tertentu untuk melindungi umat-Nya. Allah memilih Ester menjadi alat ditangan-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya sangatlah tepat. Terbukti status permaisuri raja Ahasyweros tidak membuatnya menjadi sombong.
Ester terus memikirkan penderitaan umat secara menyeluruh, dia tidak menjadi egois memikirkan dan mempertahankan statusnya sebagai ratu. Ester tidak meremehkan nasihat Mordekai paman sepupunya walaupun hanya sebagai pegawai rendahan. Ester tidak pula melupakan bangsanya. Dia memandang kebangsaannya sebagai bangsa Yehuda adalah warisan rohani, status yang terus dihargai. Setelah menjadi ratu Ester tetap menunjukkan sifat lembut, rendah hati dan bersedia tunduk kepada Allah sebagai penguasa tunggal atas hidupnya. Berbagai integritas Ester dalam segala aspek kehidupan membuat raja berkenan kepadanya.
Sebagai seorang pahlawan perempuan kisah Ester ini dapat dijadikan rujukan untuk gereja Tuhan. Gereja saatnya tak terlampau memberi batasan kepada para wanita dalam pelayanan. Buktinya Allah memakai Ester seorang perempuan menjadi alat untuk keselamatan satu bangsa. (MT)