Sabtu 30 Juli 2022
DAUD MENGASIHI SAUL
Bacaan Sabda : 1 Samuel 24:1-23
“Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu kepada Saul, berkatalah Saul: “Suaramukah itu, ya anakku Daud?” Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul. Katanya kepada Daud: “Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu.” (1 Samuel 24:17-18)
Kebencian Saul kepada Daud terus meningkat, karena bagi Saul kematian Daud sudah harga mati. Tidak tanggung-tanggung, Saul membawa 3.000 personil untuk menangkap Daud di padang gurun En-Gedi, sebagai tempat pelarian Daud selanjutnya. Kali ini Daud tak akan lolos lagi. Karena sudah terlalu lelah Saul masuk ke dalam sebuah gua dan rupanya dia tertidur. Dalam keadaan lolos dari pengawasan 3.000 orang Daud dan orang-orangnya mempunyai kesempatan untuk menghabisi Daud, agar semua masalah berakhir. Sangat logis bila orang-orang Daud mengatakan “Tuhan telah menyerahkan Saul ke dalam tanganmu”. Tetapi Daud berkata bahwa dia tak akan berbuat salah kepada seorang raja yang diurapi Tuhan. Daud hanya memotong sedikit punca jubah raja kemudian meninggalkan Saul tetap selamat. Dari jauh Daud menunjukkan punca jubah Saul untuk membuktikan bahwa Daud tidak pernah berhenti mengasihi Saul. Daud punya kesempatan untuk membunuh Saul, tetapi Daud tak melakukannya sekiranya Daud membunuh Saul mungkin saja semua rakyat Israel setuju dan tak menyalahkan Daud. Saul pun sadar telah menyengsarakan Daud tanpa alasan yang jelas.
Ada 2 pengakuan penting yang dinyatakan Saul untuk meresponi kebaikan hati Daud:
- “Engkau lebih benar daripada aku”. Suatu pengakuan yang kurang tegas ini menunjukkan masih ada kebencian dalam hati Saul. Saul bukan membuang kebenciannya hanya sedikit mengurangi. Saul mengakui Daud lebih benar darinya, dengan demikian dia masih berasa benar. Saul tidak mengakui kesalahannya kemudian mohon pengampunan. Itulah alasan Daud tidak mendatangi Saul, karena dia tahu Saul tidak sadar akan kesalahannya jadi masih sangat berbahaya untuk didekati.
- “Engkau pasti menjadi raja Israel”. Saul mengakui bahwa Daud sudah ditetapkan Allah menjadi raja Israel”. Daud akhirnya mengetahui alasan Saul berusaha membunuhnya. Saul sudah mengetahui bahwa Allahlah yang memilih Daud menjadi raja Israel menggantikan Saul. Dalam hal ini Saul bukan menerima keputusan Allah tetapi berusaha menggagalkan keputusan Allah. Daud menjadi tahu bahwa sesungguhnya Saul membenci Allah, dan kebenciannya kepada Allah diwujudkan melalui upaya membunuh Daud. Sejak saat itu Daud semakin mendekat kepada Allah, karena dia tahu Allah berkuasa melindunginya dari kejahatan Saul. (MT)