Jumat 29 Juli 2022
DAUD DI KEHILA DAN PADANG GURUN ZIF
Bacaan Sabda : 1 Samuel 23:1-28
“Dan berkata kepadanya: “Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu. Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang ke rumahnya.” (1 Samuel 23:17-18)
Ada 3 hal penting yang tejadi di Kehila dan padang gurun Zif yang menunjukkan perbedaan kualitas hidup 3 orang tokoh yaitu Daud, Saul dan Yonatan.
- Kenegarawan Daud. Daud sedang fokus menghadapi permasalahan untuk melindungi diri dan 600 rakyat yang bersamanya dari ancaman Saul, dia mengetahui ada rakyat yang ketakutan karena serangan Filistin. Daud tidak bisa membiarkan adanya penindasan kepada orang lain walaupun dia sedang ditindas oleh raja yang dihormatinya. Atas petunjuk dan janji Allah, Daud berperang untuk menyelamatkan penduduk Kehila dari serangan Filistin sesuai dengan janji Allah, Daud berhasil mengalahkan Filistin. Dari kasus ini jelas bahwa Daud adalah seorang negarawan sejati. Bukan hanya seorang negarawan, Daud adalah seorang yang setia kepada Allah. Kesetiaannya jelas melalui sikapnya kepada janji Allah. Daud terus berpegang kepada janji Allah bahwa Allah selalu hadir di tengah umat-Nya mengenai janji-Nya akan berperang bagi umat-Nya untuk memberikan kemenangan.
- Pengkhianatan Saul. Saul bukan menyelamatkan rakyatnya melainkan bekerja sama dengan orang Zif yang merupakan bangsa kafir untuk memerangi rakyatnya sendiri. Saul tetap saja membenci Daud tanpa alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Daud tetap bersikap hormat kepada Saul dan berjuang menjaga hatinya agar tetap mengasihi rajanya. Daud tidak pernah memilih atau berjuang menjadi raja. Saul tahu itu tetapi Saul tetap membenci Daud.
- Kebaikan hati Yonatan. Dalam kasus ini Yonatan adalah merupakan pribadi yang baik hati tetapi sangat bingung dalam menentukan sikap. Saul adalah ayahnya sedangkan Daud adalah sahabatnya. Yonatan sudah mengetahui secara pasti bahwa Daud sudah dipilih Allah menjadi raja Israel menggantikan ayahnya. Yonatan hanya mengharapkan dia dijadikan menjadi orang kedua setelah Daud. Yonatan mengharapkan ayahnya masih dilibatkan dalam memberikan kebijakan untuk bangsa. Tetapi Yonatan tak dapat berbuat sesuatu karena kebencian Saul kepada Daud telah merusak semuanya. Hal terbaik yang bisa dilakukan Yonatan adalah memperbaharui janji persahabatannya dengan Daud.
Berbagai upaya telah dilakukan Daud agar dapat bekerjasama dengan Saul, tetapi semua gagal. Jadi Daud masih harus tetap berada dalam pelarian oleh kejaran dan ancaman Saul. (MT)