Senin 25 Juli 2022
DAUD DALAM PELARIAN
Bacaan Sabda : 1 Samuel 19:1-24
“Setelah Daud melarikan diri dan luput, sampailah ia kepada Samuel di Rama dan memberitahukan kepadanya segala yang dilakukan Saul kepadanya. Kemudian pergilah ia bersama-sama dengan Samuel dan tinggallah mereka di Nayot. Ketika diberitahukan kepada Saul, demikian: “Ketahuilah, Daud ada di Nayot, dekat Rama,” (1 Samuel 19:18-19)
Saul rupanya tidak berusaha melepaskan diri dari sikap iri hati kepada Daud. Bila iri hati tak segera dibuang akan menghasilkan kebencian, dan bila kebencian dibiarkan akan berakibat pada rencana pembunuhan. Jadi dosa-dosa kecil yang dibiarkan jauh lebih berbahaya dari dosa besar yang segera dibuang. Saul yang benci kepada Daud ternyata telah merencanakan untuk membunuh Daud. Saul menyatakan niat buruknya itu kepada Yonatan anaknya. Yonatan pun memberitahukan kepada Daud sahabatnya agar Daud berusaha menjaga diri. Yonatan berusaha melunakan hati ayahnya agar mengurunkan niat buruknya. Yonatan cukup berhasil sehingga Saul bersumpah tidak akan membunuh Daud.
Selanjutnya saat Daud memimpin perang menghadapi Filistin, Daud mengalami kemenangan, roh jahat kembali menguasai Saul sehingga dia kembali berusaha membunuh Daud dengan menggunakan tombaknya. Tidak ada lagi jalan lain bagi Daud selain harus pergi melarikan diri. Padahal Daud adalah menantu Saul dan juga sahabat anaknya Yonatan. Milka istri Daud dan Yonatan berusaha memberi pengertian kepada ayah mereka tetapi Saul tetap saja berusaha membunuh Daud.
Alkitab mengatakan bahwa roh jahat yang dari Allah menguasai Saul sehingga sangat membenci Daud. Roh jahat yang dari Allah”, merupakan suatu kalimat yang perlu diartikan dengan hati-hati, karena ada kemungkinan mengartikannya bahwa Allah mempunyai roh jahat yang sewaktu-waktu bisa dipakai membuat orang menjadi jahat. Kalimat ini sebaiknya diartikan roh jahat yang diijinkan Allah menguasai Saul. Saul sudah berulangkali menentang Allah sehingga dia dikuasai oleh roh jahat. Allah mengijinkannya sebagai hukuman kepada Saul tetapi sekaligus untuk memproses Daud agar betul-betul terbentuk dan siap untuk menjadi raja bagi Israel.
Allah memproses Daud melalui pelarian-pelarian yang dikejar-kejar oleh Saul mertuanya dan ayah dari sahabatnya. Daud pergi melarikan diri kepada Samuel tetapi memberitahukan sikap Saul kepadanya. Tentu saja Samuel berusaha menasehati Daud agar sabar menunggu waktu yang ditetapkan Allah untuk menjadi raja. Betul juga bahwa sesungguhnya Allah jauh lebih tertarik pada proses daripada hasil. Allah tak ingin Daud menjadi raja Israel tanpa proses, sehingga Daud dibentuk melalui proses panjang.(MT)