Kamis 21 Juli 2022
SAUL DITOLAK SEBAGAI RAJA
Bacaan Sabda : 1 Samuel 15:1-35
“Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.” (1 Samuel 15:22-23)
Ketidaktaatan demi ketidaktaatan dilakukan oleh Saul sehingga dia betul-betul ditolak sebagai raja. Saul melakukan tanggung jawabnya sebagai raja untuk memerangi Amalek yang mengancam kedamaian umat Israel. Melihat kepahlawanan Saul, Allah mengutus Samuel untuk menyampaikan pesan-Nya kepada Saul. Allah akan memberikan kemenangan kepada umat-Nya. Allah tetap memegang janji-Nya akan berperang bagi umat-Nya. Kemudian disertai dengan perintah untuk menumpas orang Amalek serta semua ternak-ternak mereka. Saul memenangkan peperangan itu, tetapi atas nama kemanusiaan dia menyelamatkan rajanya, Agag.
Mungkin ada alasan politis di samping alasan kemanusiaan. Tetapi apapun alasannya, Saul telah melanggar perintah Allah. Mungkin saja alasan Saul ada benarnya tetapi perintah Allah adalah kebenaran yang sempurna. Alasan Allah melihat jauh ke depan berdasarkan kemahakuasaan-Nya dan bertujuan untuk melindungi umat-Nya dari dampak buruk bila tidak menumpas habis musuh-musuh-Nya.
Alasan Saul berikutnya lebih masuk akal lagi. Saul memilih ternak-ternak tambun tak cacat untuk dipersembahkan sebagai korban bakaran kepada Allah. Alasan yang sangat agamis ini ternyata tidak sesuai dengan kehendak Allah. Berdasarkan kebenaran Allah “Mendengarkan suara Tuhan lebih memperkenankan Allah dari korban bakaran”. Hal itu berarti mentaati Allah jauh lebih baik daripada melakukan ritual agama. Dengan kata lain membangun hubungan akrab dengan Allah jauh lebih penting dan lebih baik daripada beribadah secara lahiriah atau ber-Tuhan jauh lebih penting daripada beragama.
Allah mengkategorikan tindakan Saul sebagai tindakan menolak firman Tuhan. Karena Saul menolak firman Tuhan maka Allah pun menolak Saul menjadi raha untuk umat pilihan-Nya. Walaupun Saul sudah ditolak, Saul tetap melakukan tugasnya sebagai seorang raja, walaupun raja hanya sekedar melakukan tanggung jawab dan kewajiban. Secara faktual Saul tetap masih raja umat Israel tetapi sesungguhnya secara peraturan Saul tidak lagi sah menjadi raja untuk umat Israel. Karena salah satu syarat raja umat pilihan Allah adalah haruslah berdasarkan pilihan Allah dan memimpin sesuai dengan kehendak Allah. (MT)