Minggu 17 Juli 2022
SAUL MENYENANGKAN HATI TUHAN
Bacaan Sabda : 1 Samuel 11:1-15
“Lalu berkatalah bangsa itu kepada Samuel: “Siapakah yang telah berkata: Masakan Saul menjadi raja atas kita? Serahkanlah orang-orang itu, supaya kami membunuhnya. Tetapi kata Saul: “Pada hari ini seorangpun tidak boleh dibunuh, sebab pada hari ini TUHAN telah mewujudkan keselamatan kepada Israel.” (1 Samuel 11:12-13)
Sejak awal para orang dursila umat Israel sudah menolak kepemimpinan Saul menjadi raja untuk Israel. Saat Saul mulai mengutarakan berbagai kebijakannya sebagai raja pertama umat Israel para pembangkang sudah menutup telinga dan tidak mau mendengarkan Saul. Tetapi Saul tidak terganggu malah tertantang untuk membuktikan kewibawaannya sebagai raja pertama umat Israel saat orang Amon berusaha mengepung Yabes – Gilead yang merupakan bagian dari daerah orang Israel, Saul segera bertindak sebagai panglima perang untuk menghadapi perang Amon. Ternyata Saul cukup cerdas dan mempunyai kemampuan dalam hal strategi perang. Saul berhasil menggalang persatuan umat sehingga memukul mundur lawan. Kemenangan Saul cukup kuat mengangkat wibawanya sebagai raja untuk Israel. Kemudian sebagian besar umat Israel mencari orang-orang Israel yang sempat merendahkan dan menolak Saul menjadi raja Israel. Mereka mengusulkan kepada Samuel agar semua orang yang merendahkan dan menolak Saul dibunuh. Saul yang mengetahui rencana jahat itu segera bereaksi dengan berkata “Pada hari ini seorang pun tidak boleh dibunuh sebab hari ini Tuhan telah mewujudkn keselamatan kepada Israel” (Ayat 13).
Saul menunjukkan bahwa dirinya layak menjadi raja untuk umat Israel. Seorang pemimpin sejati tak perlu terganggu saat ada orang yang dipimpinnya menolaknya secara terang-terangan. Hal itu adalah sesuatu yang sangat wajar karena tidak mungkin seorang pemimpin disukai semua orang yang dipimpinnya. Kemudian seorang pemimpin tidak perlu berusaha menyenangkan hati semua orang, tetapi berusahalah menyenangkan hati Tuhan. Saul tidak menyenangkan hati rakyat yang mengusulkan menghukum orang yang menolaknya, tetapi Saul menyenangkan hati Tuhan dengan berkata bahwa hari ini adalah hari Tuhan mewujudkan keselamatan bagi umat-Nya. Itulah sebabnya Samuel mengajak umat ke Gilgal untuk memperbaharui jabatan Saul sebagai raja pertama umat Israel. Saat pembaharuan jabatan raja Saul itu terjadilah kesukaan besar diantara umat Israel. Pada awal kepemimpinannya Saul cukup berwibawa sebagai raja Israel karena dia takut kepada Allah dan menghormati Samuel sebagai nabi dan imam. Saul mendengarkan nasehat dan petunjuk Samuel. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, Saul menjadi kurang hati-hati sehingga sering melakukan kesalahan. Perlu hati-hati dalam bersikap agar kewibawaan tetap terjaga dan berlanjut. (MT)