Rabu 13 Juli 2022
PERCAYA KEPADA ALLAH
Bacaan Sabda : 1 Samuel 5-6
“Tetapi setelah mereka memindahkannya, maka tangan TUHAN mendatangkan kegemparan yang sangat besar atas kota itu; Ia menghajar orang-orang kota itu, anak-anak dan orang dewasa, sehingga timbul borok-borok pada mereka”. (1 Samuel 5:9)
Orang Filistin merasa menguasai dan mengatur keadaan umat Israel karena berhasil merampas tabut Allah dan menempatkannya pada berhala dagon yang ada di dalam kuil dagon sebagai salah satu sesembahan Filistin. Menaruh tabut Allah berdampingan dengan patung berhala dagon mereka anggap sebagai sesuatu kekuatan ganda karena terjadi kerjasama antara berhala dagon Filistin dengan Allah umat Israel. Tetapi anggapan mereka salah besar, sebab yang terjadi adalah patung dagon jatuh berantakan. Hal itu sangat menggemparkan orang Filistin. Kehadiran tabut Allah pada tempat yang tidak sepatutnya telah mendatangkan kerugian. Dagon yang diberhalakan orang Filistin tak berdaya kalau disandingkan dengan tabut Allah sebagai lambang kehadiran Allah. Bukan hanya patung berhala dagon yang hancur, tetapi umat Filistin penyembah dagon pun kena tulah. Tulah berupa penyakit borok yang menyerang langsung pada umat, tetapi juga hama tikus yang menyerang pertanian orang Filistin. Orang Filistin bukannya mengakui kuasa Allah dan percaya kepada-Nya, tetapi justru berupaya mencari cara agar Allah meninggalkan negeri mereka. Hal ini cukup jelas menerangkan bahwa Allah memilih Israel karena pada saat itu hanya umat Israellah yang mempunyai kepekaan hati untuk memberi respon yang benar kepada Allah.
Kehadiran tabut Allah di negeri Filistin dipakai Allah untuk menyatakan diri kepada orang Filistin agar umat Filistin mengakui dan mempercayai Allah ternyata orang Filistin tetap saja menolak Allah. Secara logika selayaknya orang Filistin membuang jauh-jauh berhala dagon karena terbukti hancur tak berdaya saat disandingkan dengan tabut Allah. Tetapi Filistin justru berusaha mengembalikan tabut Allah kepada Israel disertai dengan memberi persembahan yang cukup mahal sebagai syarat agar Filistin tidak ditimpa tulah yang lebih besar. Dalam hal ini perlulah kita pahami bahwa memilih percaya kepada Allah bukanlah hal yang mudah.
Mengalami mujizat yang nyata dari Allah belum tentu membuat seseorang langsung percaya. Tanpa ada mujizat atau tanpa mengalami fakta pertolongan Allah banyak umat yang percaya kepada Allah. Itulah sebabnya kepekaan percaya kepada Allah adalah anugerah Allah yang harus dihargai. Yesus sendiri menyatakan bahwa bukanlah umat yang memilih untuk menjadi milik-Nya. Jadi bila kita percaya kepada Allah adalah sesuatu yang sangat berharga dan diterima sebagai sikap ya, terhadap pilihan Allah yang harus terus diperjuangkan dan dibangun dengan setia. (MT)