Selasa 12 Juli 2022
TELAH LENYAP KEMULIAAN ALLAH
Bacaan Sabda : 1 Samuel 4:1-22
“Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: “Telah lenyap kemuliaan dari Israel” –karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya. Katanya: “Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas.” (1 Samuel 4:21-22)
Tabut Allah adalah merupakan lambang kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Itulah sebabnya umat Israel merasa aman bila tabut Allah ada di tengah-tengah mereka. Orang Filistin pun mengetahui keyakinan umat Israel ini. Saat umat Israel menaruh tabut Allah di Silo, tiba-tiba saja umat Israel diserang orang Filistin, sehingga mereka kalah besar, karena orang Filistin berhasil menggugurkan 30.000 orang. Bukan hanya sekedar kalah tetapi orang Filistin merampas tabut perjanjian dari orang Israel. Imam Eli yang mendengar berita kekalahan itu tentu sangat terpukul. Kedua anaknya Hofni dan Pinehas gugur pula dalam pertempuran itu. Imam Eli pun jatuh, batang lehernya patah dan meninggal pada saat itu juga. Imam Eli memerintah 40 tahun sebagai hakim orang Israel. Menantu imam Eli, istri Pinehas yang sedang hamil mendengar kabar kematian mertuanya, melahirkan seorang anak diberi nama Ikabod yang artinya “Telah lenyap kemuliaan Allah”.
Kekalahan besar dari Filistin adalah merupakan bukti telah hilangnya kemuliaan Allah dari Israel. Diperkuat pula oleh fakta bahwa orang Filistin berhasil merampas tabut Allah dari Israel. Kekalahan Israel dari Filistin adalah merupakan kegagalan imam Eli dalam memimpin umat Israel. Allah memberi kesempatan kepada imam Eli dalam membenahi sistem penyembahan yang benar untuk umat, tetapi imam Eli berulang kali gagal mempergunakan kesempatan itu. Kegagalan utamanya adalah kurang tegasnya dia mendidik kedua orang anaknya. Adanya pembiaran imam Eli kepada dosa-dosa yang dilakukan 2 orang anaknya adalah merupakan kesalahan besar.
Kehadiran Samuel kecil di tengah keluarga imam Eli seharusnya dapat menjadi pelajaran penting dalam keluarga, tetapi ternyata tidak dapat mengubah perilaku buruk Hofni dan Pinehas. Imam Eli telah salah dalam memaknai adanya tabut Allah di tengah umat Israel, sebagai lambang kehadiran Allah. Tabut Allah seharusnya dimaknai sebagai peringatan bahwa letak kemenangan umat Israel adalah pada kehadiran dan campur tangan Allah. Tetapi Eli justru melupakannya hanya karena tabut Allah ada di tengah umat-Nya. Kehadiran Allah bukan pada simbol melainkan pada iman dan ketaatan. Simbol hanyalah suatu bentuk materi untuk mengingatkan umat. Itulah sebabnya Allah mengijinkan orang Filistin merampas tabut perjanjian dari Israel. Tetapi hal ini dapat juga diartikan Ikabod “Telah lenyap kemuliaan Allah dari umat-Nya”. (MT)