Senin 11 Juli 2022
PANGGILAN SAMUEL
Bacaan Sabda : 1 Samuel 3:1-21
“Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN”. (1 Samuel 3:19-20)
Kesalahan imam Eli berakibat buruk bagi keluarganya. Imam Eli mendapat pengampunan dari Allah tetapi dia harus menerima resiko akibat dari kesalahannya gagal mendidik anak-anaknya. Nama Eli dan anak-anaknya hilang dari sejarah kerajaan Israel. Allah tidak mengembalikan kedudukan imam kepada Eli dan keturunannya. Allah berdaulat menarik urapan dan keputusan-Nya dari hamba-hamba-Nya yang tidak menghargai kesempatan yang diberikan Allah kepada-Nya. Allah mempunyai banyak orang untuk dipanggil menjadi hamba-Nya. Anak-anak imam Eli kurang menghargai panggilan Allah, ada seorang Samuel yang siap dipakai Allah untuk menggantikan mereka. Samuel sudah dipersembahkan oleh orangtuanya kepada Allah dan Allah menerima dan terlibat langsung mempersiapkan Samuel untuk menjadi hamba-Nya. Samuel pun memberi respon yang baik terhadap panggilan Allah saat Samuel belum mengenal Allah. Imam Eli mengarahkan Samuel untuk mengenal Allah yang memanggil Samuel dan langsung larut dalam dialog yang sangat nyata dan indah. Sejak saat itu Samuel mengenal Allah dengan sangat jelas, sehingga Samuel terbentuk menjadi hamba Allah. Jadi Samuel dapat dinyatakan menjadi seorang imam, hakim dan nabi. Samuellah yang merupakan orang pertama mempunyai jabatan nabi walaupun bukan orang pertama yang mempunyai karunia bernubuat.
Pesan dari kisah peralihan kepemimpinan dari imam Eli dan anak-anaknya kepada Samuel sangat penting bagi para pelayan Tuhan. Hargai kesempatan yang diberikan Tuhan. Cara menghargainya bukan hanya giat melakukan tugas pelayanan tetapi harus sungguh-sungguh menjaga kekudusan. Bukan hanya bersemangat dalam memberitakan firman Tuhan tetapi harus pula bersungguh-sungguh dalam mentaati firman Tuhan. Bukan hanya berapi-api dalam mengoptimalkan karunia, tetapi hendaklah bersemangat dalam membangun karakter yang benar dan baik.
Manusia akhir zaman sangat membutuhkan keteladanan hidup para pelayan Tuhan. Pada saat anak-anak imam Eli yang terjadi adalah kerusakan akhlak para imam dan kemerosotan rohani para pelayan. Seperti zaman imam Eli membutuhkan Samuel, pada akhir zaman ini manusia membutuhkan para hamba Tuhan yang setia dan menyatakan kehidupan yang benar sebagai teladan bagi umat. (MT)