Kamis 30 Juni 2022
SIMSON DAN DELILA
Bacaan Sabda : Hakim-hakim 16:1-31
“Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: “Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.” (Hakim-hakim 16:28)
Persoalan serius yang melemahkan Simson adalah nafsu dan egois yang dikendalikan oleh keinginannya sendiri. Dan persoalan seriusnya inilah yang melumpuhkan dan menghancurkannya. Simson 20 tahun menjadi hakim Israel tetapi dia tidak pernah menyentuh kehidupan masyarakat bahkan tidak melakukan tanggungjawabnya untuk memimpin bangsa Israel selama 20 tahun itu Simson sibuk dengan dirinya sendiri, melampiaskan keinginannya mementingkan diri sendiri dan menjalani kebejatan seksual yang tak terkendali. Simson kawin dengan orang-orang yang diinginkannya dari perempuan-perempuan Filistin hanya pelampiasan nafsu seks belaka tanpa pernah berniat membangun rumah tangga dan hidup berkeluarga. Tetapi karunia Allah dalam bentuk kekuatan yang luar biasa tetap ada padanya selama syarat sebagai seorang nazir tidak dilanggar. Umat Israel aman bukan karena Simson tetapi Allah sendirilah yang membuat orang Filistin takut karena melihat kekuatan Simson yang adalah merupakan pahlawan tunggal yang membunuh ribuan orang Filistin dengan tangannya. Orang Filistin pun berusaha menjebaknya. Berulangkali orang Filistin gagal.
Delila adalah perempuan yang hanyalah seorang istri pemuas nafsu seksual bagi Simson yang terus berusaha mencari kelemahan Simson. Akhirnya Simson berkompromi dengan Delila sehingga dengan mudahnya Simson mengabaikan perintah Allah. Persatuan dengan Delila membuat Simson lupa diri sehingga memberitahu kelemahannya. Delila jelas menjadi musuh yang berusaha menghancurkan Simson melalui tangannya yang mencukur rambut Simson. Simson pun ditangkap orang Filistin serta mencungkil kedua bola matanya. Kompromi dengan penyembahan berhala adalah awal dari kehancuran Simson. Simson adalah gambaran seorang perannya yang hancur karena ditinggalkan Allah. Dia ditinggalkan Allah karena terus menerus hidup dalam dosa dan terus menerus melawan firman Allah. Simson yang kuat itu menjadi pelawak murahan yang dituntun oleh seorang perempuan kecil menjadi tontonan di kuil Dagon berhala Filistin yang mampu menampung ribuan orang. Setelah rambutnya tumbuh dia mengoyang tiang penyanggah utama kuil yang besar, kuil pun roboh. Simson mati bersama ribuan orang Filistin. Karisma besar bila tak disertai karakter benar akan berakhir dengan kehancuran. (MT)