Rabu 29 Juni 2022
SIMSON MELAWAN FILISTIN
Bacaan Sabda : Hakim-hakim 15:1-20
“Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan tali-tali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya” (Hakim-hakim 15:14)
Simson ingin bertemu dengan istrinya yang di Timna, wanita Filistin itu ternyata telah diserahkan ayahnya kepada orang lain. Hal itu membuat Simson yang sangat emosional itu sangat marah sehingga melakukan tindakan yang sangat merugikan orang Filistin. Dengan mudahnya Simson menangkap 300 ekor serigala kemudian mengikatkan obor menyala pada setiap dua ekor, selanjutnya melepaskannya ke ladang gandum orang Filistin yang sudah siap panen. Orang Filistin pun marah dan hendak menyerang Israel, kecuali bila menyerahkan Simson kepada orang Filistin dengan tangan terikat. Simson mau dan di bawa ke orang Filistin. Orang Filistin bersorak-sorak sebelum membunuh Simson. Tetapi Roh Tuhan berkuasa atas Simson sehingga melepaskan diri dari ikatan dengan sangat mudah. Simson menggunakan tulang rahang keledai membunuh seribu orang pahlawan Filistin dalam waktu yang sangat singkat. Hal itu mungkin karena Allah telah mengaruniakan kekuatan supranatural kepada Simson, sebagai alat dalam tangan Allah untuk melindungi umat-Nya.
Perkelahian seorang Simson kepada ribuan orang Filistin adalah merupakan kemarahan dan dendam pribadi, bukan karena terbeban untuk membebaskan orang Israel dari penindasan orang Filistin. Simson sangat minus akhlak walaupun berkarisma dan sangat mementingkan diri sendiri serta kurang pengabdian kepada Allah yang pada akhirnya mendatangkan kehancuran kepada diri sendiri. Jadi kalau di dalam gereja Tuhan pada akhir zaman ini kita menyaksikan fakta pendeta berkarisma minus akhlak tidak perlu heran, karena sudah ada sejak dulu. Tak perlu menjadi lemah, karena mereka dapat diumpamakan sebagai seorang calo angkutan umum yang menjual tiket liar serta mengarahkan penumpang masuk bus, tetapi mereka sendiri tidak pernah sampai ketujuan atau kota yang dituju. Tentu hal ini tidak dikendalikan Allah melainkan keinginan para hamba Tuhan yang berkarisma tetapi miskin karakter. Simson sendirilah yang menentukan hidupnya yang karismatik atau tidak membangun karakternya. Itulah sebabnya dia dipakai Allah secara luar biasa, tetapi Simson lalai dalam hal membangun perilakunya. Pada akhirnya kekuatanya ikut membinasakannya. (MT)