Jumat 24 Juni 2022
TOLA DAN YAIR
Bacaan Sabda : Hakim-hakim 10:1-18
“Kata orang Israel kepada TUHAN: “Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik di mata-Mu. Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!” Dan mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada TUHAN. Maka TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka” (Hakim-hakim 10:15-16
Tola dan Yair adalah hakim-hakim Israel. Dalam kepemimpinan hakim ini tidak ada catatan penting tetapi Tola memerintah Israel selama 22 tahun. Dua(2) orang hakim Israel ini termasuk pemimpin yang cukup berpengaruh memimpin Israel sehingga tidak ada gejolak dalam kepemimpinan mereka. Tola yang muncul setelah kejatuhan Abimelekh tak mengalami hal yang perlu dicatat atau cukup berhasil juga memberi tongkat estafet kepada Yair untuk menjadi hakim Israel. Setelah Yair mati kembali lagi orang Israel jatuh dalam penyembahan berhala, sehingga Allah mengijinkan Israel ditindas bangsa Amon. Allah tetap menjaga kepemilikan-Nya atas umat Israel, tetapi juga mengijinkan bangsa penindas menyadarkan mereka. Sikap umat ikut pola hidup para penyembah berhala tak menjadi jaminan mereka dilindungi orang yang mereka ikuti. Padahal tujuan umat Israel ikut-ikutan menyembah berhala agar mereka tetap aman. Nyatanya mereka justru ditindas. Kemungkinan ada faktor balas dendam sehingga berulang-ulang mereka di tindas bangsa-bangsa penyembahan berhala yang pernah dikalahkan oleh orang Israel.
Bagi pengikut Kristus camkanlah bila mengikuti sistem duniawi bukan berarti dunia akan memberi keuntungan malah dunia akan menindas dan memberikan penderitaan. Bila Allah melarang umat Israel menjauh dari standar moral penyembah berhala, Yesus pun melarang pengikut-Nya menjauh dari kehidupan yang dipengaruhi sistem dunia ini. Penderitaan demi penderitaan membuat Israel berseru kepada Allah, sehingga Allah tak dapat menahan hati-Nya, Dia segera bertindak menolong umat-Nya. Penderitaan umat menyedihkan hati-Nya, sama seperti penderitaan seorang anak menyedihkan hari bapanya. Kemurahan hati Allah selalu tersedia bagi orang berdosa. Dosalah yang membuat orang menderita, dan kemurahan Allahlah yang mengangkat orang berdosa dari penderitaan. Tetapi manusia berdosa haruslah bertobat, karena pertobatan adalah syarat untuk menerima kemurahan Allah. Belas kasihan Allah atas manusia berdosa dan terhilanglah yang menggerakan hati-Nya mengutus putra-Nya untuk membangun hubungan-Nya dengan manusia berdosa (Yohanes 3:16). Manusia akhir zaman, perlu mempergunakan kesempatan untuk menerima kemurahan Allah agar hidup dalam persekutuan dengan-Nya. (MT)