Rabu 22 Juni 2022
GIDEON MENGALAHKAN MIDIAN
Bacaan Sabda : Hakim-hakim 7-8
“Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead.” Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang” (Hakim-hakim 7:3)
Gideon mempunyai pola kerja keras yang rapi hingga dalam waktu yang singkat sudah berhasil menghimpun umat Israel yang maju berperang sebanyak 32.000 orang. Tetapi Tuhan tidak setuju dengan jumlah yang banyak itu. Alasannya adalah supaya umat Israel tidak berpendapat bahwa kekuatan merekalah yang membuat mereka menang. Atas perintah Allah, Gideon pun melaksanakan 2 kali seleksi.
Seleksi pertama adalah menyuruh agar siapapun yang takut berperang lebih baik pulang saja. Sungguh tak disangka oleh Gideon ternyata dari 32.000 orang hanya 10.000 yang tidak takut dan bertahan. Berarti 2/3 lebih takut dan pulang. Rupanya hanya sebagian warga negaralah yang membuat mereka maju berperang tanpa disertai semangat jiwa patriotik. Peperangan dan perjuangan sejati adalah milik pemberani, Allah tak akan memberikan kesempatan ini kepada para penakut. Padahal hal hidup adalah perjuangan, berarti hidup benar-benar hidup adalah milik para pemberani. Jadi keberanian membuat hidup semakin hidup.
Seleksi kedua adalah ujian ketenangan dan ketentraman serta kedamaian hati. Pada saat 10.000 pemberani itu diperintahkan minum ke sungai ternyata 9700 orang tidak memilikinya. Terbukti mereka minum secara buru-buru karena langsung menghirup air dari sungai, sudah sangat haus. Hanya 300 orang yang berhati tenang dan damai sehingga menggunakan tangan menciduk air untuk diminum. Dalam hal ini yang 300 orang ini adalah pemberani juga mempunyai penguasaan diri yang baik. Merekalah perjuang dan pemberani yang sesungguhnya. Mereka menguasai medan dan keadaan tetapi juga menguasai diri. Gideon walaupun peperangan melalui petunjuk Allah tidak lazim dilakukan dalam peperangan. Keberanian dan penguasaan dirilah membuat mereka taat kepada petunjuk Allah. Hasilnya musuh justru ketakutan dan kekacauan bunyi sangkakala dan bunyi buyung yang dipecahkan dan obor yang dinyatakan secara serentak, kemudian berseru “Demi Tuhan dan demi Gideon”. Orang Midian justru ketakutan dan melakukan hal yang tak biasa. Midian menjadi kacau dan tak saling mengenal tetapi saling bermusuhan, saling membunuh. Orang Midian kalah karena jelas Allahlah yang berperang untuk umat-Nya. (MT)