Senin 20 Juni 2022
DEBORA
Bacaan Sabda : Hakim-hakim 4-5
“Lalu berkatalah Debora kepada Barak: “Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia” (Hakim-hakim 4:14)
Setelah Ehud mati, Israel kembali melakukan yang jahat di mata Tuhan. Debora seorang nabiah menjadi hakim, tempat bertanya dan mohon nasehat bagi umat Israel. Mungkin karena ia seorang perempuan, kurang didengar oleh orang Israel, sehingga hanya sedikit saja yang setia kepada Allah. Allah pun mengijinkan Yobin raja Kanaan menguasai orang Israel. Seperti biasanya bila penderitaan semakin memuncak umat Israel kembali berseru kepada Allah. Kemudian atas perintah Allah Debora memanggil dan menyuruh seorang pahlawan Israel bernama Barak untuk memimpin pasukan menghalau orang Kanaan. Tetapi Barak tak mau maju berperang kalai tidak turut Debora maju berperang, suatu hal yang tak lazim pada zaman itu. Perempuan tak wajib bahkan tak boleh maju berperang. Debora maju tetapi dengan syarat Barak tak dapat kehormatan saat umat Israel beroleh kemenangan. Barak mungkin saja ragu karena Yabin raja Kanaan itu mempunyai kelengkapan perang yang kuat dan lengkap, sedangkan orang Israel tidak mempunyainya sama sekali.
Panglima perang raja Yabin bernama Sisera terkenal juga sebagai panglima yang ahli dalam mengatur strategi perang. Tetapi saat Debora mengingatkan janji Allah bahwa secara Sisera telah diserahkan dalam tangannya, ia pun maju. Ini penting bagi umat Allah sepanjang zaman, bahwa Allah selalu berinisiatif berjalan di depan untuk membuka jalan dan memberi kemenangan bagi umat-Nya dalam menjalani perjuangan hidup. Bila Ia menuntun dan umat-Nya taat tuntunan-Nya maka usaha umat-Nya akan dibuatnya berhasil mengalahkan panglima Sisera bersama seluruh pasukannya, hingga Sisera harus bersembunyi di rumah Yael istri Heber, dan Sisera tewas di tangan Yael seorang perempuan.
Jadi bukan Barak tetapi Yael seorang perempuanlah yang mempunyai kehormatan dalam peperangan tersebut. Jadi pernyataan Debora sangat tepat. Debora pun mengumandangkan pujian bagi Allah. Dia sangat mengenal Allah dengan baik yang dapat kita ketahui melalui kalimat-kalimat gubahannya. Debora sangat bersukacita karena merupakan pertama terjadi seorang panglima perang yang kuat seperti Sisera mati di tangan seorang peremuan. Pahlawan perempuan telah hadir yang diijinkan Allah agar para pria Israel mulai menghargai perempuan. (MT)