Minggu 19 Juni 2022
EHUD DAN SAMGAR
Bacaan Sabda : Hakim – hakim 3:12-31
“Delapan belas tahun lamanya orang Israel menjadi takluk kepada Eglon, raja Moab. Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon, raja Moab” (Hakim-hakim 3:14-15)
Setelah Otniel umat Israel kembali berkompromi dengan penyembahan berhala dan dosa. Akibatnya Allah mengijinkan orang Moab menguasai mereka. Dalam penguasaan orang Moab mereka sangat menderita. Kemudian orang Israel berseru kepada Allah, dan segera Allah membangkitkan seorang pemimpin yang bernama Ehud. Hal seperti ini selalu terulang sepanjang zaman hakim-hakim. Dapat dijelaskan dengan sederhana bahwa Allah membangkitkan para hakim untuk mempertahankan hak Allah atas umat pilihan-Nya. Bila Allah tidak membangkitkan para hakim, Israel akan kehilangan identitasnya sebagai umat pilihan Allah.
Sejarah hakim-hakim ini dapat juga menjadi pelajaran penting bagi gereja Tuhan betapa pentingnya penggenerasian. Para hakim-hakim Israel lalai dalam mengajar atau memuridkan seseorang untuk menggantikannya. Kegagalan ini mengakibatkan terjadinya kekosongan kepemimpinan. Kekosongan kepemimpinan mengakibatkan umat Israel menjadi liar dan terperangkap kepada Israel menjadi liar dan terperangkap kepada pola hidup penyembah berhala. Semua pemimpin rohani atau para pendeta perlu belajar dari fakta yang terjadi secara berulang dalam sejarah hakim-hakim Israel ini akibat kesalahan dalam penggenerasian.
Ehud adalah seorang hakim Israel yang dibangkitkan Allah membebaskan Israel dari cengkeraman bangsa Moab. Ehud bertangan kidal ini adalah petugas pengantar upeti umat Israel kepada orang Moab. Itulah sebabnya dia mempunyai akses untuk bertemu dan berbicara kepada Ehlon raja Moab. Ketika berada dalam istana berdua dengan Eglon, Ehud menghunus pedang yang sudah dipersiapkannya dan membunuh Eglon. Kemudian dia melarikan diri untuk mengajak pasukan Israel untuk menghalau orang Moab. Janji Allah tergenapi untuk berperang bagi umat-Nya. Tindakan Ehud ini bukanlah pembunuhan melainkan bagian dari tindakan perang yang diperintahkan Allah kepadanya. Strategi perang yang didahului dengan melumpuhkan rajanya adalah strategi paling jitu dalam peperangan.
Dalam status sebagai negera teokrasi bagi umat Israel ini terkategorikan sebagai perang suci. Dalam terang Perjanjian Baru hal ini sudah digantikan dengan perang rohani yaitu doa peperangan melawan kekuatan iblis. Umat Israel aman selama 80 tahun. Selanjutnya Ehud langsung diganti Samgar yang berhasil menyelamatkan Israel dari serangan Filistin. (MT)