Senin 13 Juni 2022
HIDUP DAMAI DENGAN SAUDARA
Bacaan Sabda : Yosua 22:1-34
“Lalu terdengarlah oleh orang Israel itu cakap orang: “Telah didirikan mezbah oleh bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu, mezbah menghadap ke tanah Kanaan, di Gelilot pada sungai Yordan, di sebelah wilayah orang Israel. Ketika hal itu terdengar oleh orang Israel, berkumpullah segenap umat Israel di Silo, untuk maju memerangi mereka”. (Yosua 22:11-12)
Setelah seluruh Kanaan ditaklukkan, maka suku Ruben, Gad dan setengah suku Manasye kembali kepusaka mereka. Dua(2) Suku dan setengah dari suku Manasye ini sudah mendapat pusaka sebelum menyeberang sungai Yordan. Itulah sebabnya mereka kembali dengan menyeberang sungai Yordan. Saat bangsa Israel sedang giat bekerja dalam situasi yang aman tersebarlah isu bahwa umat yang diseberang Yordan itu mendirikan Mezbah yang menandakan bahwa mereka berubah setia kepada saudara sebangsanya. Hal itu membuat umat yang terdiri dari sepuluh suku berencana menyerang mereka. Hal ini menjelaskan berbahaya suatu isu yang berdasarkan kata orang. “Kata Orang” adalah merupakan informasi yang tak jelas sumbernya dan biasanya menyesatkan. Jadi perlu dicari sumbernya sebelum menjadi informasi liar yang tak dapat dipertanggungjawabkan. Namun sikap Israel yang masih dipimpin Yosua ini mempunyai arti yang positif juga karena hal itu menjelaskan bahwamereka tidak rela bila saudara sebangsanya menghianat dan meninggalkan kekudusan dan kebenaran Allah. Jadi mereka memerangi saudara sebangsanya bertujuan untuk mengingatkan mereka. Supaya jangan terperosok kepada hidup tanpa Allah. Mereka sangat bersemangat membela kekudusan dan kebenaran Allah.
Sebelum terjadi peperangan Yosua mengutus beberapa orang untuk berdialog mencari jalan damai, karena pada dasarnya mereka mengasihi saudara sehingga berusaha keras juga supaya jangan sampai terjadi perang saudara. Melalaui dialog kata sepakat dapat dicapai. Perdamaian dapat diraih. Kesetiaan kepada Allah dan kasih terhadap saudara dapat diwujudkan. Nilai kasih dan kebenaran adalah merupakan merupakan nilai abadi yang harus diperjuangkan dan dikembangkan oleh umat Tuhan sepanjang zaman. Bani Ruben dan Gad serta setengah suku Manasye betul membangun Mezbah. Mungkin saja dengan tujuan yang salah, tetapi pertemuan mereka bersaudara mengalihkannya ketujuan yang benar. Mezbah itu pun dinamai “saksi”. Sesuai dengan namanya mezbah itu berfungsi sebagai saksi dan peringatan bahwa seluruh umat harus setia kepada Tuhan dan terus menguduskan hidup bagi Allah. Mezbah “saksi” itu akan menjadi saksi bagi umat-Nya turun temurun. Alkitab dalam keluarga dapat juga menjadi saksi turun temurun yang memberi pesan untuk terus menjadikan standar moral bagi seluruh keluarga turun temurun dalam menjalani hidup setiap hari. (MT)