Rabu 08 Juni 2022
MEMUSNAHKAN ATAU DIMUSNAHKAN
Bacaan Sabda : Yosua 11-12
“Karena TUHAN yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras, sehingga mereka berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangan dikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.” (Yosua 11:20)
Dari semula Allah sudah memerintahkan Musa dan Yosua haruslah memusnahkan semua bangsa-bangsa yang mendiami Kanaan. Mungkin saja dalam pandangan Allah mereka adalah bangsa-bangsa yang merampas negeri Kanaan yang adalah milik umat Israel yang ditinggalkan lebih dari 400 tahun. Tetapi alasan lainnya adalah Allah tahu bahwa bangsa-bangsa ini sangat berpotensi mempengaruhi Israel terseret kepada penyembahan berhala. 5 tahun pertama setelah tiba di Kanaan diisi dengan rangkaian peperangan demi peperangan, tetapi sesungguhya Allah bukanlah pencentus terjadinya peperangan. Peperangan yang diperintahkan Allah kepada orang Israel adalah suatu keterpaksaan mengusir kelaliman, penyembahan berhala dan peradaban manusia yang buruk serta moralitas yang rusak yang tak terselesaikan lagi dan tak dapat diperbaiki melalui ajaran dan peraturan. Allah mengetahui dengan pasti, jadi jalan satu-satunya haruslah dimusnahkan.
Hal yang sama sudah terjadi pada zaman Nuh, Allah menghukum manusia melalui air bah. Sebab kalau Allah tidak menghukum maka kejahatan manusia akan memusnahkan manusia itu sendiri. Bila Israel tidak membasmi orang-orang Kanaan, maka orang kanaanlah yang memusnahkan Israel dan kejahatan orang Kanaan akan saling memusnahkan. Bisa juga orang-orang Kanaan akan memaksa semua orang seperti mereka fokus menyembah berhala dan tidak akan ada lagi yang percaya dan mengabdi kepada Allah. Supaya pemusnahan Kanaan terjadi maka Allah mengeraskan hati mereka agar terus memusuhi dan menyerang orang Israel. Jadi peperangan yang terjadi adalah saling menyerang dan berusaha saling memusnahkan. Tidak ada pilihan, kalau tidak kalah ya menang. Bila ditinjau dari kekuatan Israel sudah pasti adalah pihak yang kalah. Tetapi karena campur tangan Allah maka Israel selalu saja meraih kemenangan dan melakukan pemusnahan demi pemusnahan. Fakta sejarah memberi informasi yang cukup jelas bahwa bila Allah tidak menghentikan kejahatan manusia dengan caranya, maka manusia akan musnah oleh kejahatan manusia. Cara Allah menghentikan kejahatan manusia adalah memakai manusia (umat-Nya) menyatakan kuasa-Nya, maka dalam Perjanjian Baru adalah mengedepankan kasih-Nya. Kita gereja Tuhan hendaklah mempersembahkan diri dipakai Allah untuk menyatakan kuasa-Nya tetapi tetap jua mengedepankan kasih-Nya. (MT)