Senin 06 Juni 2022
TERMAKAN RAYUAN GIDEON
Bacaan Sabda : Yosua 9:1-27
“Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN. Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka.” (Yosua 9:14-15)
Bangsa atau orang Midian adalah bangsa yang sangat ketakutan kepada orang Israel. Penyebab utama ketakutan itu bukanlah karena bangsa Israel bangsa yang kuat, melainkan karena Allahlah yang membuat rasa takut itu dalam hidup musuh-musuh Israel. Ketakutan semakin memuncak mendengar fakta bahwa musuh-musuh Israelsatu persatu sudah dikalahkan dengan sangat mudah, bahkan kota benteng sekuat Yeriko sudah dihancurkan. Orang Gibeon pun memutuskan untk melakukan usaha-usaha penyelamatan walaupun harus bersandiwara atau melakukan penipuan. Orang Gibeon melakukan tindakan dramatisasi dengan berpura-pura sebagai pendatang ke Kanaan yang membutuhkan pertolongan dan tumpangan. Dengan lakon yang sangat profesional orang Gibeon berhasil membujuk para tua-tua Israel mengadakan perjanjian damai agar mereka tetap dilindungi dan dibiarkan hidup bersama-sama orang Israel. Rasa kemanusiaan orang Israel sangat besar sehingga lupa akan pesan Allah bahkan lupa mempertimbangkan benar tidaknya pernyataan dan permohonan orang Gibeon.
Firman Tuhan sangat jelas menyatakan bahwa umat Israel tidak meminta keputusan Tuhan. Yosua dan para pemimpin orang Israel lalai untuk berdoa mencari kehendak Tuhan. Bagi orang Gibeon melakukan apa saja untuk menyelamatkan diri, karena bagi mereka tidak ada standar benar atau salah. Tanpa berpikir panjang Yosua dan para pemimpin Israel membuat perjanjian dengan orang Gibeon. Rupanya orang Gibeon sudah mempelajari sikap orang Israel yang tak boleh ingkar janji, sedangkan orang Israel tak pernah mempelajari Gibeon. Firman Allah jelas bahwa orang Gibeon termasuk bangsa yang harus dimusnahkan. Perjanjian ini membuka peluang bagi orang Gibeon untuk hidup ditengah-tengah orang Israel. Orang fasik tak boleh hidup ditengah umat, karena pertolongan orang Israel tak akan mengubah kefasikan mereka. Allah sudah mengenal Gibeon sebagai bagian dari bangsa-bangsa yang ada di Kanaan. Walaupun bangsa-bangsa ini menyaksikan kuasa Tuhan mereka tidak akan percaya kepada Tuhan, karena mereka hanya mempercayai berhala yang kelihatan dan dapat dikendalikan. Kesalahan Yosua dan pemimpin Israel kelihatannya hanyalah kesalahan biasa tetapi dampaknya sangat menyulitkan perjalanan sejarah bangsa Israel. Bangsa yang ditolong itu akan terus merongrong, karena bangsa Israel sealalu terdorong untuk terdampak kepada kefasikan bangsa penyembah berhala itu. (MT)