Sabtu 04 Juni 2022
KETAATAN KEPADA ALLAH
Bacaan Sabda : Yosua 6:1-27
“Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.” (Yosua 6:20)
Sering kota Yeriko yang hancur lebur temboknya dihubungkan dengan “ada kuasa dalam pujian”. Tentu tidak perlu menganggap hal “ada kuasa dalam pujian” sesuatu yang salah, tetapi perlu juga mencoba meninjau peritiwa hancurnya kota Yeriko lebih teliti. Peristiwa hancurnya Kota Yeriko sudah pasti sesuatu yang langka karena tak mungkin terjadi tanpa campur tangan Allah. Lebih jelasnya ini adalah mujizat yang luar biasa oleh tindakan Allah dan ingat yang luar biasa oleh tindakan Allah dan ingat bukan karena kuasa pujian.
Perlu pula dipahami bahwa hancurnya tembok Yeriko terjadi melalui proses panjang. Tujuh hari umat Israel mengelilingi hari pertama sampai ke enam sekali sehari sedangkan hari ke tujuh mereka mengelilingi tujuh kali. Saat mengelilingi disertai bunyi sangkakala dan membawa tabut Perjanjian dan bersorak. Sikap ini dinyatakan Allah adalah sikap yang sudah menang, karena sesungguhnya Yeriko telah diserahkan kepada umat-Nya jadi sangkakala dan sorak sorak umat adalah proklamasi dan pekik kemenangan, bukan pujian peperangan.
Tabut Perjanjian adalah juga merupakan lambang kehadiran Allah. Sesungguhnya yang menentukan terjadinya mujizat adalah ketaatan umat mengikuti proses yang sudah diperintahkan Allah untuk dituruti. Kehancuran Yeriko bukanlah untuk keruntuhan Yeriko saja tetapi untuk kehancuran kota-kota dan bangsa-bangsa yang ada di Kanaan. Kota Yeriko hanyalah perkampungan kecil seluas kira-kira 4 hektar, tetapi dikelilingi tembok tebal dan tinggi. Jadi Yeriko adalah kota benteng bukan hanya untuk penduduknya saja tetapi juga bagi mereka yang tinggal disekitarnya. Yeriko dianggap kota benteng yang kuat dan tak akan pernah terkalahkan. Bukan hanya karena temboknya yang setebal 6 meter dan setinggi 14 meter tetapi karena diyakini bangsa yang ada di Kanaan sebagai kota yang dilindungi dewa-dewa Kanaan.
Jadi mengalahkan Yeriko sama saja mengalahkan seluruh Kanaan. Jadi mengalahkan Yeriko adalah membuktikan keunggulan Allah yang disembah umat Israel dari seluruh berhala-berhala yang disembah orang-orang Kanaan. Yeriko dikhususkan bagi Allah dalam pengertian harus dimusnahkan, selain perak dan tembaga dikhususkan bagi Tuhan. Selain itu keluarga Rahab pun haruslah diselamatkan karena terhisab menjadi umat Allah. Hukum kedaulatan Allah sebagai pencipta segala sesuatu adalah berhak membinasakan segela sesuatu dan semua manusia yang mengabdi kepada kejahatan dan ketidak benaran. Kota-kota yang lain tidak diperlakukan seperti kota Yeriko. (MT)