Sabtu 26 Maret 2022
HARAM DAN HALAL
Bacaan Sabda : Imamat 11:1-47
Sabda Renungan : “Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus”. (Imamat 11:44-45)
Peraturan mengenai makanan hewani haram atau halal bukanlah sekedar suatu peraturan yang menyulitkan umat. Mungkin saja saat menerima Firman ini umat Israel yang masih dalam pengembaraan kurang serius mendengarkan karena makanan sehari-hari mereka hanyalah manna dan daging burung puyuh. Kemudian segala binatang yang didaftarkan tidak dikenal oleh umat Israel pada saat itu. Tetapi Tuhan yang kita sembah adalah Mahatahu jadi firman-Nya itu selalu relevan sepanjang masa. Tuhan melihat jauh ke depan bukan hanya saat firman-Nya disampaikan. Faktanya makna yang terkandung dalam firman-Nya itu selalu sesuai denan kebutuhan umat-Nya sebagai penuntun hidup sepanjang zaman. Pengarahan mengenai makanan haram dan halal ini diberikan kepada umat-Nya adalah untuk menolong orang Israel agar tetap terpisah dari masyarakat fasik di sekitar mereka. Umat Isarel dapat memahaminya setelah mereka tiba di tanah perjanjian Kanaan.
Peraturan haram dan halal ini walaupun tak sepenuhnya mampu memisahkan dengan sempurna tetapi sangat berhasil membatasi umat Israel bersekutu dengan bangsa-bangsa penyembah berhala yang sangat fasik. Kemudian Allah memberi peraturan haram dan halal ini tentu mengandung alasan kesehatan. Karena faktanya semua hewan yang terkategorikan haram itu termasuk makanan daging hewani yang kurang sehat dan bila dikonsumis dengan takaran banyak dan sering cukup menggangu kesehatan. Jadi boleh juga diterima sebagai perhatian Allah untuk menjaga kesehatan umat-Nya. Selanjutnya ada juga alasan etis, karena kurang etis juga rasanya kalau semua jenis binatang dimakan. Tetapi pengarahan makanan haram dan halal ini tidak lagi mengikat orang percaya, karena Kristus telah menggenapi makna dan tujuannya. Yesus sendiri mengajarkan bukan yang masuk dari mulut yang mengharamkan melainkan yang keluar dari mulut. Artinya bukan makanan tetapi perkataanlah yang mengharamkan dan menajiskan. Dan dalam penglihatan Petrus, Yesus menyuruh Petrus makan binatang yang haram karena sudah dihalalkan Allah. Jadi segala sesuatu yang dihalalkan Allah, jangan lagi diharamkan manusia. Tetapi prinsip-prinsip dan alasan yang terkandung dalam peraturan haram halal masih terus berlaku hingga sekarang. Prinsip utamanya selektif dan hati-hati untuk memilih kata dan berbicara. Kemudian karena Yesus sudah menggenapinya. Jadikanlah Yesus menjadi teladan hidup dalam kata dan laku. (MT)