Jumat 25 Maret 2022
API YANG ASING
Bacaan Sabda : Imamat 10:1-20
Sabda Renungan : “Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN”. (Imamat 10:1-2)
Nadab dan Abihu menggunakan api yang asing artinya api yang bukan dari sumber yang ditentukan Allah adalah merupakan pelanggaran besar. Kesalahan berikutnya adalah mempersembahkan korban ukupan yang merupakan tugas imam besar yaitu Harun ayah mereka. Kesalahan berlapis yang mereka lakukan sangat besar sehingga mati terhukum disambar api yang dari Tuhan. Bukan hanya itu saja, tetapi mereka juga meminum minuman keras yang sangat terlarang bagi imam dan memakan daging korban yang bukan bagian imam. Itulah sebabnya dalam pasal 10 ini dijelaskan lagi mengenai larangan meminum minuman keras bagi para imam dan jangan sampai mengerjakan yang bukan tugasnya serta jangan sampai memakan yang bukan bagiannya. Berat memang hukumannya seakan tak ada lagi pengampunan bagi para pelaku kejahatan dan kesalahan. Tetapi perlu juga mengakui kedaulatan dan kemahatahuan Allah yang mengijinkan dan menjatuhkan hukuman kepada siapa saja yang dikasihinya. Dia tahu pengaruhnya bila tidak tegas akan berdampak buruk kepada umat-Nya jauh ke masa depan. Sesungguhnya kisah yang sangat tegas ini merupakan teguran keras kepada para pelayan Tuhan sepanjang zaman termasuk pada akhir zaman ini.
Dosa pelanggaran moral yang dilakukan oleh pendeta sangat menyakitkan hati Allah dan berdampak buruk bagi pekerjaan-Nya. Pelanggaran yang menajiskan gereja ini harus ditindak tegas. Walaupun firman Tuhan melarang supaya para hambanya jangan mabuk anggur lebih baik bila para pendeta berpantang meminum minuman keras. Dengan kata lain semua pelayan Tuhan lebih baik keras dan tegas kepada diri sendiri dari pada ke orang lain. Dalam terang Perjanjian Baru api sering digambarkan sebagai Roh Kudus tetapi juga bisa ditafsirkan sebagai semangat. Jadi api yang asing dapat diartikan sebagai roh dunia atau roh jahat. Dengan demikian Allah memberi karunia kepada sebagian orang percaya karunia membedakan roh. Tetapi rasul Paulus juga mengajarkan bahwa orang percaya dapat mengenali roh yang mereka nyatakan dari kelakuan mereka. Tetapi lebih penting lagi kita terus mengenali diri sendiri. Jangan sampai semangat agamawi kita hanyalah merupakan api yang asing atau semangat yang tidak lahir dari hati yang mengasihi Allah. (MT)