Selasa 22 Maret 2022
PAKAIAN IMAM
Bacaan Sabda : Imamat 7:1-38
Sabda Renungan : “Tetapi seseorang yang memakan daging dari korban keselamatan yang untuk TUHAN, sedang ia dalam keadaan najis, haruslah nyawa orang itu dilenyapkan dari antara bangsanya” (Imamat 7:20)
Imamat pasal 7 ini terkesan pengulangan pasal sebelumnya mengenai korban-korban yang dipersembahkan umat. Boleh juga disebut untuk melengkapi hal-hal yang kurang melalui penjelasan sebelumnya. Hal itu bisa dimaklumi karena Musa bisa saja lupa, tetapi berusaha agar menulis secara lengkap. Musa tak mau ada yang terlupakan, jadi semua yang sudah diperintahkan Allah harus disampaikan kepada umat secara lengkap. Ada teolog yang berpendapat kemungkinan adanya kesalahan dalam penulisan Alkitab tak terhindarkan karena faktor manusiawi penulis. Tetapi tentu saja mengenai hal-hal yang kurang prinsip karena tidak berpengaruh kepada hal-hal kebenaran dan prinsip-prinsip utama yang sedang disampaikan kepada umat. Terlepas dari segala kemungkinan perlu ditandaskan bahwa Alkitab adalah firman Tuhan yang beritanya adalah mutlak tepat atau mutlak benar. Kembali kepada adanya faktor pengulangan mengenai korban-korban tentu ada hal penting yang ingin disampaikan. Kalau yang pertama adalah bercerita mengenai tujuan-tujuan dilaksanakan korban maka pengulangan ini hendak melengkapi cara-cara dan berbagai syarat untuk melaksanakan persembahan korban-korban untuk menyembah dan membangun persekutuan dengan Allah.
Tujuan dan cara serta berbagai syarat haruslah benar dan tepat. Bila tujuan sudah benar tetapi cara dan syarat-syaratnya salah tentulah kurang benar demikian juga sebaliknya. Sebab ada juga yang berpendapat yang penting tujuannya sudah benar cara boleh saja salah atau sebaliknya. Tetapi bagi Musa harus menjelaskan bahwa tujuan cara dan syarat haruslah semuanya benar. Musa sudah menerima kebenaran yang lengkap dari Allah maka ia pun harus memberikan kebenaran yang lengkap kepada umat. Seperti peringatan tegas dalam ayat 20 bahwa seorang yang memakan dari korban keselamatan untuk Tuhan dalam keadaan najis nyawanya harus dilenyapkan, lebih lengkapnya dalam melaksanakan ritual semua orang harus tahir atau bersih. Peraturan dan berbagai syarat serta cara haruslah ditaati dengan tepat Karena bila terjadi kesalahan akan dihukum secara tegas. Peraturan ini dibuat dan hukuman keras untuk pelanggarnya, untuk mengajarkan setiap umat beriman harus benar dalam hati dan benar juga dalam perilaku. Artinya, membangun hubungan dengan Allah bukan saja secara ritual tetapi dengan kedalaman jiwa yang bersumber dari iman sejati kepada Allah. Dapat juga diartikan satunya hati dan mulut senadanya perkataan dan perbuatan. (MT)