Jumat 18 Maret 2022
KORBAN SAJIAN – PEMELIHARAAN ALLAH
Bacaan Sabda : Imamat 2:1-16
Sabda Renungan : “Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya” (Imamat 2:1)
Imamat adalah merupakan bagian Alkitab yang kurang menarik untuk dibaca, karena berbagai korban persembahan hampir tak bisa dipahami karena sangat terkesan kuno mengingat fakta sejarah bahwa konsep ibadah yang dilakukan adalah ibadah leluhur pada zaman dulu kala. Tetapi kitab Imamat adalah Firman Allah jadi pasti ada banyak nilai kebenaran yang dapat digali dari kitab yang terkesan sangat membosankan untuk dibaca. Pegangan penting dalam membaca kitab Imamat adalah bahwa kitab ini adalah merupakan simbol yang punya arti menunjuk pada kehidupan umat Allah Perjanjian Baru atau gereja. Kitab Imamat dapat dinyatakan sebagai nubuat dalam bentuk dan berbagai simbol. Seperti korban sajian bila berhenti pada korban sajian saja sudah pasti tidak punya daya tarik sama sekali. Padahal tujuan untuk mempersembahkan korban sajian adalah sebagai tindakan menyembah Allah dengan hati yang tulus sebagai pengakuan atas pemeliharaan-Nya kepada umat-Nya. Kemudian korban sajian ini adalah sikap menyembah Allah sebagai pengakuan yang tulus akan kasih dan kemurahan-Nya.
Hal penting lainnya adalah bila umat-Nya mempersembahkan korban sajian adalah simbol dari sikap penuh pengabdian kepada Allah. Bahan yang dipersembahkan adalah padi-padian, tepung unggul, minyak zaitun, kemenyan dan roti yang dibakar. Melihat bahan yang dipersembahkan adalah merupakan hasil bumi maka persembahan ini adalah merupakan suatu pengakuan pasti bahwa Allah adalah pemelihara yang menjamin kelangsungan hidup manusia. Korban sajian adalah persembahan kepada Allah melalui penyembahan dan penyerahan karena walaupun berbagai perolehan hasil pertanian adalah merupakan hasil kerja, umat-Nya mengakui sumbernya adalah dari Allah. Jadi semua karya manusia haruslah diterima dan digunakan untuk hormat dan kemuliaan Allah.
Jadi semua yang diperoleh haruslah diterima dan digunakan dengan ucapan syukur kepada-Nya. Korban sajian seakan-akan mengandung arti umat-Nya menyajikan berbagai yang bersifat materi kepada Allah supaya Allah tetap memelihara. Padahal yang betul adalah karena umat-Nya menikmati pemeliharaan Allah, maka umat-Nya diperintahkan untuk bersyukur kepada Allah melalui upacara korban sajian sebagai pengakuan nyata atas pemeliharaan-Nya. (MT)