Kamis 17 Maret 2022
KORBAN BAKARAN – PENYEMBAHAN
Bacaan Sabda : Imamat 1:1-17
Sabda Renungan : “Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.” (Imamat 1:9)
Dalam Kitab Keluaran sudah jelas bahwa kemah pertemuan dan segala perabotannya sudah dibuat sesuai petunjuk Tuhan. Setelah kemah suci didirikan Allah langsung berbicara kepada Musa dari kemah Suci bukan lagi dari bukit Sinai. Dari dalam kemah suci itulah Allah memerintahkan agar umat Israel mulai mempersembahkan korban-korban sesuai yang sudah dijelaskan kepada umat Israel melalui Musa di bukit Sinai. Dalam perjalanan mulai dari perintah awal, perintah kedua dilanjutkan pengumpulan dana dan pengangkatan pelaksana proyek hingga pendirian kemah suci oleh Musa, memberi penerangan kepada umat Allah bahwa Allah mengerjakan sesuatu melalui umat-Nya sangat terencana. Cara dadakan bukankah cara Allah. Allah bisa dan sanggup mengerjakan sendiri hanya mengucapkan sepatah kata maka kemah suci dan segala perabotannya langsung jadi. Tetapi dalam hal melatih umat-Nya Allah bekerja secara terencana disertai dengan tahap-tahap yang rapi sehingga hasilnya menjadi sangat memuaskan. Allah punya cara kerja dengan memakai manusia yang percaya kepada-Nya, taat kepada-Nya, serta mengasihi-Nya. Setelah fasilitas untuk beribadah selesai barulah Tuhan memerintahkan umat-Nya beribadah dengan mempersembahkan korban-korban. Korban pertama adalah korban bakaran. Korban bakaran ini bisa diartikan “persembahan yang naik ke atas”.
Ada tiga binatang yang dikorbankan yaitu lembu jantan yang tak bercela, domba jantan yang tak bercela dan burung tekukur atau merpati. Jadi tujuan 3 jenis binatang ini adalah agar bisa dijangkau semua penduduk mulai dari yang terkaya sampai yang termiskin. Jadi semua umat berkesempatan untuk menyenangkan Allah melalui penyembahan di hadirat Allah. Penumpangan tangan imam ke kepala binatang korban adalah merupakan lambang dari binatang sebagai korban pengganti menanggung dosa dan memercikan darah adalah lambang Yesus yang mencurahkan darahnya. Jadi oleh pengorbanan Yesus terciptalah hubungan harmonis antara Allah dan manusia. Bagi binatang korban yang dibakar hingga mengeluarkan bau yang menyenangkan bagi Allah adalah lambang dari penyembahan umat yang sudah ditebus oleh darahnya yang kudus. Penyembahan umat yang disertai ucapan syukur kepada Allah akan membuat terciptanya persekutuan yang indah antara Kristus dengan umat tebusan-Nya. (MT)