Rabu 16 Maret 2022
KEMULIAAN TUHAN
Bacaan Sabda : Keluaran 40:1-38
Sabda Renungan : “Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci” (Keluaran 40:34-35)
Musa menerima kemah suci dan semua perabotan hingga pakaian imam dari pelaksana proyek kemah pertemuan itu dalam keadaan siap pasang. Kemudian atas perintah Allah, Musa mendirikan kemah suci dan menempatkan perabotan serta memasang berbagai instrumen dan ornamen sebagai pelengkap berdirinya kemah Suci. Musa mengadakan pembasuhan kepada imam Harun dan anak-anaknya kemudian mengenakan pakaian imam yang sudah disediakan.
Musa sangat teliti dalam menempatkan semua perabotan dan instrumen lainnya pada posisi yang tepat. Dalam hal ini Musa telah menunjukkan sikap hati dan pikirannya yang sangat fokus kepada perintah Allah. Terbukti fakta ukuran dan materi yang digunakan hingga mendirikan kemah suci sampai pada penempatan semua instrumen pada posisi yang tepat. Musa mengesampingkan pemikirannya dan menomorsatukan atau mengutamakan ketaatan kepada firman Allah. Setelah semuanya rampung maka terjadilah hal-hal yang ajaib karena Allah menyatakan kemuliaan-Nya untuk membuktikan kehadiran-Nya di kemah suci.
Jadi kitab Keluaran adalah merrupakan fakta sejarah yang sangat jelas menyatakan kehadiran Allah dalam komunitas umat-Nya. Kitab Kedua dalam Kitab taurat ini diakhiri dengan penyataan kemuliaan Tuhan memenuhi kemah suci. Kemuliaan Tuhan melalui manifestasi awan yang menutupi kemah pertemuan tentu ada hubungannya dengan tiang awan karena saat itu adalah siang hari. Awan kemuliaan ini adalah suatu hal penting yang mengungkapkan kehadiran Allah di dalam persekutuan umat-Nya. Manifestasi yang luar biasa ini bukan peristiwa penting untuk hari itu saja karena yang dilambangkannya adalah jauh ke depan. Kalau dalam pengalaman Israel sebagai umat Allah Perjanjian Lama manifestasi kemuliaan Allah ini terjadinya hanya pada saat-saat tertentu. Jauh ke depan yang akan dialami umat Allah Perjanjian Baru yaitu gereja-Nya sebagai persekutuan orang percaya. Karena bila umatnya bersekutu dalam nama-Nya dia akan hadir di tengah-tengah mereka. Bahkan lebih jelas lagi dalam 1 Korintus 3:16 bahwa semua orang yang percaya adalah bait Allah yang selalu mengalami kehadiran Allah. Lebih jauh lagi ke depan bahwa dalam kekekalan Allah berdiam di tengah-tengah semua orang kudus-Nya yang setia di surga yang kekal (Wahyu 21:3). (MT)