Jumat 11 Maret 2022
PENYERTAAN TUHAN
Bacaan Sabda : Keluaran 33:1-23
Sabda Renungan : “Berkatalah Musa kepada-Nya: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” (Keluaran 33:15-16)
Dosa menyembah patung lembu emas sangat menyakitkan hati Allah sehingga memutuskan tidak akan memimpin dan menyertai orang Israel lagi. Tetapi Musa memohon agar Allah menggagalkan keputusan-Nya itu demi janji-Nya kepada umat-Nya. Musa mempunyai hubungan yang sangat intim dengan Allah sehingga sering terjadi dialog dengan Allah. Dalam Keluaran 33:16 Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. Hubungan istimewa ini terjadi karena Musa sungguh mentaati dan berserah kepada Allah. Musa sangat menyatu dengan Roh Allah sehingga dia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Allah. Kemuliaan Allah yang dinyatakan di kemah pertemuan adalah hal yang menakjubkan dan membahagiakan. Tetapi hal itu merupakan pengalaman bersama dalam komunitas dan perlu ditindaklanjuti dengan fakta terjadinya kemuliaan Allah dalam dan melalui kehidupan pribadi seperti yang dialami oleh Musa. Hubungan intim dengan Allah tercipta melalui kehidupan doa seperti anjuran rasul Paulus “tetaplah berdoa”. Musa menanggapi Allah dengan pernyataan yang sangat tegas saat dia berkata “Jika engkau tidak membimbing kami jangan suruh kami pergi”. Musa sudah sangat mengenal Allah dengan baik. Bila Allah memerintahkan pergi pasti disertai dengan janji menyertai. Mendengar pernyataan Musa ini Allah langsung setuju untuk membimbing Musa dan umat-Nya.
Ada juga isi doa Musa yang perlu kita simak. Doa itu adalah “Maka sekarang jika aku kiranya mendapat karunia daripadamu beritahukanlah kiranya jalanMu kepadaku…” (ayat 13). Semua umat Tuhan perlu dengan sungguh-sungguh mengetahui jalan-jalan Tuhan yang sama dengan semakin mengenal Tuhan. Allah memberi jawaban yang indah kepada Musa “…engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau” (ayat 17). Hal ini sudah cukup jelas memberi inspirasi kepada kita bahwa saat kita terus belajar semakin mengenal Allah, akan menyatakan diri kepada kita untuk dikenal karena dia mengenal dan mengetahui isi hati umat-Nya. Saat semua umat Israel memberontak kepada Allah, Musa tetap setia. Musa bukanlah manusia dan seorang pemimpin yang sempurna, tetapi dia selalu mendekat kepada Allah dengan rasa hormat dan kagum dan selalu memposisikan dirinya sebagai sahabat Allah, sehingga hidupnya berkenan kepada Allah. (MT)