Kamis 10 Maret 2022
TEKUN MEMIMPIN DAN MENDOAKAN
Bacaan Sabda : Keluaran 32:1-35
Sabda Renungan : “Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu — dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.” Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: “Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku”. (Keluaran 32:32-33)
Tidak sabar menunggu Musa turun dari gunung Sinai membuat orang Israel melakukan tindakan yang salah. Padahal tanpa Musa Allah tetap memimpin dan memlihara mereka. Tiang awan dan tiang api tetap diam di tempat menyejukkan pada siang hari dan menghangatkan pada malam hari. Manna tetap turun dari langit setiap pagi agar ada makanan yang mengenyangkan dan menyehatkan setiap hari. Bila Musa belum turun seharusnya mereka menngetahui ada hal yang sangat penting yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Bagi Musa dan Yosua jauh lebih menyulitkan karena mereka berada secara terpisah, artinya mereka menyendiri masing-masing dalam waktu yang lama. Tetapi Musa dan Yosua tidak menyerah padahal mereka diperkirakan berpuasa. Orang Israel sibuk membuat patung lembu emas pada saat Musa bekerja keras untuk menyimpan dan mengingat perintah Allah yang harus disampaikan kepada orang Israel. Saat Musa dan Yosua turun dari gunung Sinai, patung lembu emas telah berhasil dibuat Harun dengan bahan emas yang terkumpul atas swadaya umat Israel. Harun melakukan tindakan buruk ini untuk menyenangkan hati umat yang dilayaninya, umat Israel menari-nari seperti kuda lepas dari kandang sebagai sikap menyembah patung. Usaha melepaskan diri dari Allah dan mengikatkan diri kepada patung berhala.
Tari-tarian di hadapan patung berhala yang digambarkan seperti kuda lepas dari kandang menjelaskan kebiasaan penyembah berhala melampiaskan nafsu seksual sebagai kebobrokan moral. Hal itu membuat Musa marah tetapi juga sangat sedih karena sudah pasti mendatangkan hukuman Allah yang berat bagi umat Israel. Pada hari itu ada 3000 orang Israel yang mati terbunuh sebagai hukuman dari Allah. Allah sangat tegas memisahkan penyembah berhala dari umat-Nya dan hanya dengan cara itulah Israel bisa menjadi bangsa yang kudus dalam pengertian dikhususkan bagi Allah dan dipisahkan dari penyembah berhala. Kemarahan telah membuat Musa memecahkan dua loh batu yang bertuliskan dasa titah yang ditulis oleh Allah sendiri. Walaupun Musa marah dia tetap memanjatkan doa syafaat untuk keselamatan umat Israel. Musa siap dihapus dari kitab Allah bila Allah tidak mengampuni Israel. Kasih Musa kepada Israel sama dengan kasih Kristus kepada gerejanya. Melalui kisah ini gereja perlu menyadari betapa pentingnya keberadaan pemimpin yang selalu tekun dan setia berdoa memanjatkan syafaat untuk jemaat. Sehingga yang terjadi dalam gereja Tuhan adalah hujan pertobatan bukan penghukuman dan penghakiman. (MT)