Selasa 08 Maret 2022
PENYEMBAHAN DAN PENGURAPAN
Bacaan Sabda : Keluaran 30:1-38
Sabda Renungan : Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun.”(Keluaran 30:20-21)
Mezbah pembakaran ukupan hingga ukupan yang kudus adalah bagian dari hukum taurat tentang instrumen dan tata upacara ibadah Israel di kemah pertemuan. Semua dibuat dan dilaksanakan dengan aturan yang sangat detail. Dulu umat Israel membuat dan melaksanakan dengan tertib sebagai bagian dari ketaatan mereka kepada Allah. Dalam perjalanan sejarah umat tentu ada perubahan-perubahan karena berbagai hal yang dihadapi umat dalam perjalanan selama pengembaraan. Tetapi hal-hal yang prinsip terus dipertahankan yaitu tentang penyembahan kepada Allah. Dari instrumen untuk membuat mezbah pembakaran ukupan yang didominasi emas memberi pesan bahwa penyembahan kepada Allah itu adalah sesuatu yang bernilai rohani yang tinggi sebab itu haruslah dilakukan dengan hati yang bersih dan tulus. Penyembahan dihubungkan pula dengan korban perdamaian adalah menjelaskan semua yang menyembah Allah haruslah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah. Korban perdamaian yang dilaksanakan sekali setahun ini merupakan lambang yang tergenapi melalui pengorbanan Kristus yang membuka hubungan perdamian antara Allah dan manusia yang berdosa.
Kemudian hal penting yang berhubungan dengan mezbah pembakaran ukupan itu adalah bejana pembasuhan. Bejana pembasuhan ditempatkan di antara kemah pertemuan dan mezbah. Setiap pelayan Tuhan atau imam yang mau ke mezbah dalam bertugas haruslah membasuh tangan dan kaki. Kalau tidak maka mereka bisa mati. Dalam praktek sebaiknya para penyembah dan pelayan yang memandu umat menyembah Allah haruslah bersih, tidak boleh kotor atau ternoda. Dalam pemahaman kita sekarang gereja sebagai umat Allah Perjanjian Baru, saat datang menyembah Allah haruslah didahului dengan mohon pengampunan kepada Allah. Jadi ibadah penyembahan tidak boleh terpisahkan dari keadaan hidup umat yang datang menyembah-Nya. Para penyembah haruslah membawa hidup secara utuh dan bersih serta merendah di hadirat Allah. Lebih lengkapnya lagi bahwa mezbah pembakaran ukupan adalah lambang dari doa dan penyembahan yang dipersembahkan umat kepada Allah. Dalam pelaksanaan kadang-kadang mezbah dinajiskan oleh umat dengan cara pengorbanan yang bertentangan dengan aturan yang ditetapkan Allah. Dalam penyembahan umat Allah Perjanjian Baru terjadi juga penyimpangan bila penyembahan bukan untuk kemuliaan Allah dan bukan dengan hati yang kudus, dan bila itu terjadi sudah pasti tidak berkenan kepada Allah. (MT)